SuaraSurakarta.id - Menyongsong Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Senin, (22/3/2021), sebanyak delapan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Solo menggelar simulasi PTM, siang tadi.
Menempuh dua jam pembelajaran, tiga sekolah swasta seperti SMP Batik, SMP Islam Diponegoro, SMP Advent mengujicoba pembiasaan belajar tatap muka pada siswa dengan menerapkan mekanisme fase pertama.
Hal yang sama juga dilakukan oleh 5 SMP Negeri yakni SMP N 13, SMP N 5, SMP 23, SMP 6 dan SMP 3. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dwi Ariyatno memastikan 24 SMP akan melakukan PTM dengan mekanisme fase pertama, Senin (22/3/2021).
"Fase yang akan dilewati setiap sekolah tidak berubah hanya kita pangkas waktu penyelenggaraannya. Pergantian kelas berubah dari yang sebelumnya dilakukan setiap dua minggu sekali, kini hanya seminggu sekali," terang Dwi.
Baca Juga:Pemkot Solo Bangun Center of Disease Control, Isinya Bikin Kagum
Sementara itu SMPN 13 Surakarta akan menyelanggarakan simulasi PTM fase pertama selama dua hari yakni, Kamis (18/3/2021) dan Jumat (19/3/2021).
Kepala SMPN 13 Surakarta Kucisti Ike Rernaningtyas Surya Putro mengatakan, sesuai dengan ketentuan Dinas Pendidikan Kota Surakarta peserta didik yang datang hari ini adalah kelas 9.
"Untuk hari pertama ini kita jadwalkan peserta didik kelas 9 nomor urut 1-16 dan besok kita jadwalkan peserta didik nomor urut 17-32," papar Ike.
Ike menjelaskan semua siswa yang hadir adalah mereka yang bertempat tinggal di zona hijau, mendapat ijin orang tua dan telah memastikan bahwa orang tua akan mengantar-jemput mereka.
"Sekitar 95 persen wali murid sudah menyetujui, namun ada satu wali murid yang menyetujui tetapi tidak bisa melakukan antar-jemput dan terpaksa kami tidak bisa mengikutsertakan anak tersebut karena itu adalah aturan wajib dari dinas", jelas Ike.
Baca Juga:Pemilik Saham Minoritas Minta Identitas Persis Solo Tak Diganti
Dia menambahkan, pembelajaran kali ini menekankan literasi pada para siswa karena selama di rumah, para siswa sangat kurang dalam melakukan kegiatan literasi.
"Ketika literasi menjadi hal yang kita utamakan, harapannya para siswa bisa belajar baik itu secara mandiri atau dalam bimbingan daring dan luring oleh guru," pungkas Ike.
Kontributor: R Augustino