Waduh! Politisi PDIP Ini Malah Menolak Divaksin, Pilih Bayar Denda

Daripada divaksin, ia lebih memilih untuk membayar denda bagi penolak vaksin

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 12 Januari 2021 | 17:19 WIB
Waduh! Politisi PDIP Ini Malah Menolak Divaksin, Pilih Bayar Denda
Vaksinasi (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Pemerintah resmi akan memberikan vaskin Covid-19 secara gratis untuk masyarakat Indonesia. Namun terjadi pro kontra terhadap penyuntikan vaksin buatan sinovac tersebut. 

Penolakan vaksinasi malah datang dari anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning. Ia secara tegas menolak untuk divaksin Covid-19.

Pernyataan itu sangat bertolak belakang dengan sikap Presiden Joko Widodo yang menjadi orang yang disuntik vaksin Sinovac, Rabu (13/1/2021) besok. 

Daripada divaksin, ia lebih memilih untuk membayar denda bagi penolak vaksin. 

Baca Juga:Target 250 Juta Dosis per Tahun, Bio Farma Produksi Vaksin Covid Kamis Ini

Ribka mengatakan kalau ia tidak mau divaksin apapun itu jenisnya. Bahkan ia lebih memilih untuk membayar sanksi dengan keluarganya ketimbang harus menerima vaksin.

Hal tersebut disampaikan Ribka di depan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pihak BPOM dan PT Bio Farma. 

"Saya tetep tidak mau divaksin maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, saya sudah 63 tahun nih, mau semua usia boleh tetap, misalnya pun hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sanksi lima juta mending gue bayar, mau jual mobil kek," kata Ribka dalam Raker dan RDP di Komisi IX, Kompleks Parlemen, Selasa (12/1/2021). 

Anggota DPR RI Ribka Tjiptaning saat raker dan RDP bersama Menkes Budi Gunadi di DPR. (istimewa)
Anggota DPR RI Ribka Tjiptaning saat raker dan RDP bersama Menkes Budi Gunadi di DPR. (istimewa)

Alasan Ribka menolaknya ialah karena mendengar pernyataan dari PT Bio Farma yang menyebut belum melakukan uji klinis tahap ketiga. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman melihat sejumlah vaksin yang pernah masuk ke Indonesia namun malah memperburuk keadaan. 

"Saya ngomong lagi nih di rapat ini ya, vaksin untuk anti polio malah lumpuh layu di Sukabumi terus anti kaki gajah di Majalaya mati 12 (orang). Karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk di Indonesia dengan (anggaran) Rp 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu jangan main-main vaksin ini, jangan main-main," tuturnya. 

Baca Juga:Kabar Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Ribka: Gratis Untuk Rakyat yang Mana?

Ribka pun kembali menegaskan kalau ia bakal menolak untuk menerima vaksin. Kalau misalkan ia dipaksa maka menurutnya hal tersebut sudah masuk ke dalam pelanggaran HAM. 

"Saya pertama yang bilang saya menolak vaksin, kalau dipaksa pelanggaran HAM. Enggak boleh maksa begitu," ungkapnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini