SuaraSurakarta.id - Gunung merapi kembali menunjukan aktivitasnya. Terbaru, sebanyak empat kali merapi mengeluarkan lava pijar. Guguran lava pijar itu terjadi pada Selasa (5/1/2020) malam sekitar pukul 18.47 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, guguran lava pijar tersebut masih memiliki jarak luncur yang pendek.
"Guguran yang terjadi itu jarak luncurnya masih relatif pendek. Sehingga belum terpantau masuk sampai ke hulu sungai yang mana," kata Hanik dilansir dari SuaraJogja.id, Rabu (6/1/2021).
Hanik menjelaskan bahwa guguran lava pijar Merapi telah terjadi sebanyak empat kali dalam kurun waktu enam jam. Terhitung dari sejak Selasa (5/1/2020) pukul 18.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
Baca Juga:Gunung Merapi Trending Usai Kembali Luncurkan Lava Pijar
Guguran lava pijar yang terjadi tersebut, kata Hanik masih dominan berada di sisi barat atau mengarah ke barat. Disebutkan jarak maksimum luncuran itu sendiri sejauh 400 meter.
"Secara umum, guguran terjadi di sisi barat daya dengan alur Sungai Boyong, Bebeng, Krasak, dan Lamat," terangnya.
Dijelaskan Hanik bahwa guguran yang terjadi itu merupakan campuran antara lava lama dan material lava baru. Namun dengan kondisi guguran yang masih terpantau pendek membuat pihaknya belum melakukan perubahan status gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini.
"Jadi perubahan status Gunung Merapi selain dari analisa kondisi magma juga berdasarkan tingkat bahaya ke warga masyarakat. Sementara ini jarak luncur masih relatif pendek sehingga status masih Siaga," jelasnya.
Ditegaskan Hanik, dengan status Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga maka rekomendasi BPPTKG untuk daerah bahaya pun masih tetap sama yakni berada di radius 5 kilometer dari puncak. Begitu juga potensi bahaya yang berupa erupsi eksplosif.
Baca Juga:Monitor Persiapan Sekolah, Bupati Sleman Optimis Laksanakan KBM Tatap Muka
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta BPBD di daerah yang mengelilingi Gunung Merapi untuk memastikan kondisi pengungsi dan tempat pengungsiannya. Hal ini menyusul Gunung Merapi yang memasuki Fase Erupsi 2021.
Ganjar mengatakan, instruksi secara umum masih sama seperti pada saat status Gunung Merapi meningkat pada level Siaga 1. Ganjar meyakini, warga di lereng Gunung Merapi sudah paham dan akan ikut perintah BPBD.
“(Instruksinya) sama, karena mereka sudah terlatih sudah tahu, ikuti seluruhnya perintah dari BPBD,” tegas Ganjar Rabu (6/1/2021).
Ganjar juga meminta agar BPBD mengambil data sains dari vulkanologis terkait perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Kemudian, data tersebut disampaikan pada masyarakat agar mereka juga memahami.
“Kebetulan saya dilaporin setiap hari, dapat report terus oleh kawan-kawan dan sampai hari ini masih terkendali dan di tempat-tempat pengungsian selalu standby terus,” ujar Ganjar.