Ngeri! Sejumlah Bangkai Babi Mengambang di Sungai Klaten

Hingga saat ini, tercatat ada lima bangkai babi yang tersebar di beberapa tempat mulai Jatinom, dan Klaten Tengah.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 01 Januari 2021 | 20:15 WIB
Ngeri! Sejumlah Bangkai Babi Mengambang di Sungai Klaten
Ilustrasi babi. [PIxabay/Roy Buri]

SuaraSurakarta.id - Warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten digegerkan dengan penemuan bangkai babi yang mengambang di aliran sungai.

Hingga saat ini, tercatat ada lima bangkai babi yang tersebar di beberapa tempat mulai Jatinom, dan Klaten Tengah.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, Widiyanti saat dikonfirmasi SuaraSurakarta.id membenarkan perihal penemuan bangkai babi tersebut.

Dia menjelaskan, pihaknya telah menerjunkan tim bersama Balai Besar Veteriner untuk investigasi sejak November silam dan menemukan kasus kematian babi karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Baca Juga:Dikira Boneka, Mayat Perempuan Mengambang di Sungai Gegerkan Warga Klaten

"Jadi babi-babi itu mati karena virus. Ada di daerah Jogonalan. Peternak dari sana," kata Widiyanti melalui pesan whatsapp, Jumat (01/01/2021).

Sementara dilansir dari Solopos.com jaringan Suara.com, salah seorang warga yang tinggal di bantaran Kali Lunyu Sidorejo, Kabupaten, Klaten, Maryono (40) mengatakan teror bangkai babi di aliran sungai itu baru kali pertama terjadi.

"Warga di sini melihat bangkai babi, Kamis (31/12/2020) pukul 06.00 WIB. Saat itu, airnya lumayan tinggi. Terus terang, adanya bangkai babi itu sangat mengganggu kenyamanan warga karena sudah menimbulkan bau tak sedap," katanya.

Hal senada dijelaskan Ketua RW 011, Sidorejo, Kabupaten, Klaten, Muhammad Jumadi (69). Selaku tokoh masyarakat (tomas) di bantaran Kali Lunyu, Muhammad Jumadi sangat menyayangkan aksi pembuangan bangkai babi ke sungai.

"Tahunya pukul 06.30 WIB. Sekitar jam 07.00 WIB mulai dicutik anak-anak agar terhanyut oleh aliran air di sungai," paaprnya.

Baca Juga:Ditabrak Truk, Pemotor di Klaten Terpental Hingga Akhirnya Tewas

Jumadi menyebut bangkai babi itu sudah menimbulkan bau tidak sedap. Jumlah bangkai babi di aliran Kali Lunyu ada dua ekor. Satu ekor masih utuh, satunya lagi tinggal separuh. 

"Di saat kami sudah peduli sungai (dengan merawat dan rutin membersihkan sungai), justru ada orang tak bertanggung jawab membuang bangkai babi," kata Muhammad Jumadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini