Budi Arista Romadhoni
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:39 WIB
Putri tertua PB XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani. (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Kubu PB XIV Purboyo menjelaskan ketidakhadiran SISKS PB XIV dalam peresmian Museum Keraton oleh Menteri Fadli Zon.
  • GKR Panembahan Timoer menerima undangan hanya untuk dirinya dan GKR Paku Buwono, bukan untuk PB XIV.
  • Timoer tetap berkontribusi menyiapkan acara serta mengusulkan pemindahan lokasi peresmian kepada panitia penyelenggara.

SuaraSurakarta.id - Kubu Paku Buwono (PB) XIV Purboyo angkat bicara terkait tidak datangnya SISKS PB XIV Purboyo dalam acara peresmian Panggung Sangga Buwana dan Museum Keraton Kasunanan Surakarta oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Selasa (16/12/2025) malam.

GKR Panembahan Timoer Rumbay Kusuma Dewayani mengatakan undangan yang diterima itu hanya dua, yakni GKR Paku Buwono dan GKR Timoer.

"Kalau undangan yang kami terima hanya dua, untuk GKR Paku Buwono dan saya. Memang Sinuhun PB XIV tidak ada undangannya, tidak diundang, benar-benar tidak diundang," terangnya saat dikonfirmasi, Rabu (17/12/2025).

Timoer menjelaskan kemarin sempat WhatsApp (WA) sama panitianya minta undangan untuk KGPH Dipokusumo dan GKR Devy Lalyana Dewi itu tidak dikasih.

"Kemarin saya Wa sama panitianya, Mbak Dewi adiknya Mbak Putrinya Gusti Tedjowulan. Saya minta untuk Gusti Dipo dan Gusti Devi saja tidak dikasih. Ada Wa nya sama saya," ungkap dia.

Timoer mengaku punya alasan tidak hadir di acara peresmian Panggung Sangga Buwana dan Museum Keraton semalam. Karena Gusti Mangkubumi (Hangabehi) diundang, sedangkan Gusti Purboyo tidak.

"Gusti Mangkubumi ada, tapi adik saya yang satunya tidak ada. Saya mesti gimana, saya kan bagian kelembagaannya Sinuhun PB XIV yang sekarang," katanya.

Mesti demikian, Timoer menyebut tetap berkontribusi menyiapkan upacara itu sesuai rapat yang digelar di Balai Kota Solo. 

"Bahkan tempat ganti bajunya menteri semalam di kamar nyonya, juga berkoordinasi dengan saya. Itu tadinya mau di mana terus dari pihak kementerian ketemu sama saya, gusti ini bapak menteri kok tempat gantinya jauh ya, apa boleh pakai tempat lain yang lebih dekat. Terus saya persilahkan di kamar nyonya saja, lalu saya siapkan, hidupin AC dan dibersihkan," papar dia.

Baca Juga: Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa

Soal pemindahan lokasi acara dari Sasana Handrawina ke Bangsal Marakata itu, Timoer mengakui bahwa dirinya lah yang mengusulkan.

"Iya, itu saya yang mengusulkan. Saya yang mengusulkan ke ketua BPK atau panitia untuk dipindah acaranya dari Handrawina ke Marakata saja," jelasnya.

Timoer menambahkan seharusnya pemerintah itu berkoordinasi langsung dengan kelembagaan yang sah dan resmi di keraton. 

Sangat disayangkan sekelas kementerian itu tidak bisa melihat mana kelembagaan yang benar-benar ada di dalam keraton.

"Harusnya seperti itu, sangat disayangkan kenapa sekelas kementerian itu tidak bisa melihat mana yang ada di dalam keraton. Kemarin itu mereka dari panitia, waktu rapat tidak ada pembicaraan untuk masalah Handrawina, sesuai rapat itu hanya museum dan sangga buwana," tandas dia.

"Ketika mereka minta Handrawina, saya ya minta surat ijinnya. Mari bersurat lagi, tolong bersurat kepada kami bahwa ingin membuka atau memakai handrawina. Dari kepanitiaan nggak mau, ya sudah," pungkasnya.

Load More