Budi Arista Romadhoni
Rabu, 10 Desember 2025 | 08:22 WIB
Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo. (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Keraton Kasunanan Surakarta melantik lebih dari 50 Abdi Dalem, penasihat, dan staf khusus pada 7 Desember 2025.
  • Struktur baru ini melibatkan tokoh berpengalaman, akademisi, budayawan, dan tokoh muda dari berbagai bidang keahlian.
  • Tujuan utama pelantikan ini adalah memperkuat pengelolaan budaya berbasis pariwisata serta mendukung ekonomi lokal Surakarta.

SuaraSurakarta.id - Keraton Kasunanan Surakarta kembali menjadi sorotan setelah menggelar pelantikan lebih dari 50 tokoh sebagai Abdi Dalem, penasihat, dan staf khusus raja pada 7 Desember 2025.

Prosesi yang berlangsung khidmat di Sasono Handrawina ini dipimpin langsung oleh Pakubuwono XIV Hamangkunegoro.

Pelantikan ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga menunjukkan langkah baru Keraton Surakarta dalam memperkuat posisinya sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Berikut adalah 7 fakta menarik seputar pelantikan ini yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Jumlah Tokoh yang Ditetapkan Cukup Banyak

Pelantikan ini mengangkat lebih dari 50 tokoh yang dipilih langsung oleh Pakubuwono XIV. Tokoh-tokoh tersebut diangkat untuk mengisi posisi penting dalam Keraton Surakarta sebagai Abdi Dalem, penasihat, dan staf khusus raja.

Pengangkatan lebih dari 50 orang ini menunjukkan betapa seriusnya Keraton Surakarta dalam membangun struktur yang lebih solid dan berkualitas, dengan melibatkan berbagai tokoh dari berbagai bidang.

2. Nama-Nama Lama Kembali Dipercaya

Beberapa tokoh lama yang sudah berpengalaman kembali dipercayakan untuk memberikan nasihat kepada Keraton Surakarta.

Baca Juga: 4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Solo: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!

Salah satunya adalah mantan ketua PBNU, K.H. Said Agil Siraj, yang kembali diangkat sebagai penasihat kerajaan. Nama-nama seperti K.H. Said Agil Siraj bukanlah wajah baru bagi Keraton Surakarta, dan dengan kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan pandangan dan saran yang sangat berharga bagi perkembangan kebudayaan dan tradisi Keraton Surakarta.

3. Tokoh-Tokoh Akademisi dan Budayawan

Keraton Surakarta juga melibatkan tokoh-tokoh akademisi dan budayawan untuk turut serta dalam struktur baru ini.

Tokoh seperti Kiai Jadul Maula, ketua Lesbumi PBNU, dan Profesor Almakin dari UIN Sunan Kalijaga dipilih untuk memberikan kontribusi dalam pengelolaan kebudayaan Keraton Surakarta.

Dengan latar belakang yang kuat dalam bidang akademik dan kebudayaan, mereka diharapkan dapat memperkuat upaya Keraton Surakarta untuk menjaga dan mengembangkan kebudayaan Jawa yang kaya.

4. Tokoh-Tokoh Muda Masuk dalam Struktur

Selain tokoh-tokoh senior, struktur baru ini juga diisi oleh tokoh-tokoh muda yang memiliki pengalaman di berbagai bidang. Salah satu yang menarik adalah Wakil Bupati Kudus, Belinda Putri Sabrina Birton, yang dipercaya untuk menjembatani kerja sama antara Kudus dan Keraton Solo.

Kehadiran tokoh muda ini menjadi simbol bahwa Keraton Surakarta ingin menjalin hubungan lebih luas dengan generasi muda, yang menjadi harapan besar dalam melanjutkan tradisi dan budaya ke depan.

5. Peran Kadin Solo dalam Pengembangan Ekonomi

Feri Septa Indrianto, Ketua Kadin Solo, turut diangkat dalam struktur ini. Feri menegaskan bahwa sektor usaha siap mendukung Keraton Surakarta dalam mengembalikan Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Selain itu, ia juga berharap dapat berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi lokal melalui berbagai program dan kolaborasi yang menguntungkan bagi Keraton dan masyarakat Surakarta.

Peran Kadin ini menunjukkan bahwa Keraton Surakarta tidak hanya berfokus pada aspek kebudayaan, tetapi juga pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.

6. Total Penasihat dan Staf Khusus Lebih dari 50 Orang

Pakubuwono XIV mengangkat total 21 penasihat raja dan lebih dari 30 staf khusus. Mereka berasal dari berbagai bidang keahlian, termasuk akademisi, pelaku usaha, seniman, dan tokoh publik lainnya.

Setiap tokoh dipilih berdasarkan kompetensinya, yang diharapkan dapat memperkaya kebijakan dan strategi yang dijalankan oleh Keraton Surakarta.

Struktur baru ini akan memastikan bahwa Keraton Surakarta memiliki berbagai perspektif yang dapat memperkuat posisi Keraton dalam menghadapi tantangan zaman.

7. Tujuan Keraton: Pengelolaan Budaya Berbasis Pariwisata

Salah satu fokus utama dari struktur baru ini adalah pengelolaan budaya berbasis pariwisata. Keraton Surakarta ingin tidak hanya menjadi tempat yang dikunjungi, tetapi juga memberikan pengalaman bermakna bagi para pengunjungnya.

Dengan adanya struktur baru ini, Keraton Surakarta berharap dapat meningkatkan peran budaya Surakarta dalam sektor pariwisata yang lebih luas.

Hal ini juga berkaitan dengan upaya menjadikan Keraton Surakarta sebagai destinasi wisata budaya yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus memberikan kontribusi terhadap ekonomi lokal.

Pelantikan ini menjadi langkah penting bagi Keraton Kasunanan Surakarta dalam memperkuat peranannya sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Dengan melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, Keraton Surakarta berharap dapat meraih kemajuan dalam bidang budaya, pariwisata, dan ekonomi lokal.

Kini, seluruh mata tertuju pada struktur baru ini untuk melihat apakah bisa menghidupkan kembali kejayaan budaya Surakarta seperti yang diharapkan. Jika struktur baru ini berjalan dengan baik, Surakarta bisa kembali menjadi pusat kebudayaan yang dihormati dan dikenal di dunia internasional.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More