Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 10 Oktober 2025 | 14:48 WIB
Para pengemudi becak saat berkumpul di sekitar Jalan Jenderal Sudirman. (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Mereka beranggapan keberadaan Bajaj jelas menganggu mata pencaharian para pengemudi becak di Kota Solo.
  • Tarif Bajaj informasinya Rp 8.000 dan itu jelas akan membuat becak semakin terpinggirkan.
  • Para pengemudi becak berharap Bajaj tidak beroperasi di Kota Solo, kalau belum ada ijin dihapus saja.

SuaraSurakarta.id - Pengemudi becak di Kota Solo menolak dengan tegas pengoperasionalan moda transportasi Bajaj di Kota Solo.

Mereka beranggapan keberadaan Bajaj jelas menganggu mata pencaharian para pengemudi becak di Kota Solo.

"Ya terganggu sekali. Itukan belum ada ijin tapi ini jumlahnya belum banyak kalau dibiarkan akan semakin banyak jumlahnya," ujar pengemudi becak, Hermawan Susanto (58) saat ditemui, Jumat (10/10/2025).
 
Hermawan menyebut keberadaan Bajaj ini baru online tapi kalau dibiarkan, lama-lama bisa mangkal di tempat-tempat wisata. Maka keberadaan becak akan kalah kalau sampai mangkal.

"Ini seperti mobil listrik kemarin, yang langsung ditembusi wali kota tidak boleh mangkal. Memang alasannya online tapi malah ketahuan ompreng," katanya.

Menurutnya tarif Bajaj informasinya Rp 8.000 dan itu jelas akan membuat becak semakin terpinggirkan. Kalau becak mau bersaing jelas kalah dan lama-lama akan tenggelam.

"Kalau bersaing jelas kalah becaknya, soalnya murah. Becak lama-lama akan tenggelam," ungkap dia.

Para pengemudi becak berharap Bajaj tidak beroperasi di Kota Solo, kalau belum ada ijin dihapus saja.

Solo itu kota kecil kalau ada acara pasti macet tapi malah mau ditambahi Bajaj lagi. 

"Yang jelas Bajaj tidak boleh di Solo. Kalau kebanyakan Bajaj, maka Solo bukan lagi kota budaya. Dulu kendaraan tranportasi itu becak sama dokar, kalau Bajaj itukan bukan manual tapi bentor," jelasnya.

Baca Juga: Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang

"Wali kota dan kepolisian diminta harus tegas. Jangan sampai makin lama makin banyak," lanjut dia.

Sementara itu Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Sari Wahyuni Puji Astuti menyatakan untuk Bajaj teman-teman pengemudi becak itu menolak.

Berharap kepolisian bertindak tegas, karena masalah bentor belum selesai malah muncul Bajaj.

"Untuk keberadaan Bajaj di Solo teman-teman pengemudi becak menolak tegas. Ini dari semua pangkalan menolak, kurang lebih ada 500 becak," terangnya.

Menurutnya menolak karena tarifnya murah dan untuk satu armada bisa mengangkut beberapa orang. 

"Nanti kami akan audensi sama mas wali dan kapolresta. Kalau nanti tidak ada perubahan atau apa, nanti akan dibicarakan lagi sama teman-teman untuk langkah selanjutnya," papar dia.

Load More