SuaraSurakarta.id - Jalan kampung di sekitar DPRD Kota Solo ditutup dengan portal atau bambu oleh warga.
Penutupan jalan kampung ini dilakukan saat demo mahasiswa dari berbagai berbagai perguruan tinggi (PT) Soloraya di depan DPRD Kota Solo, Senin (1/9/2025).
Meski ditutup jalan masuk tersebut tetap dijaga oleh warga baik itu anak-anak muda maupun ibu-ibu. Dalam portal tersebut juga terdapat poster dengan tulisan 'Sampaikan aspirasi secara damai, jangan rusak kampung kami. Jangan rusak kota kami, #Gerakan Warga Solo'.
Salah satu warga Karangasem, Satria Dipta mengatakan penutupan jalan masuk kampung ini takutnya para demonstran liar terus masuk kampung dan buat keributan di kampung.
"Ini takutnya demontrasi liat terus lari ke kampung, bikin keributan di kampung. Ini semua akses yang ada portalnya ditutup. Ini mulai kita tutup jam 1 siang," ujarnya saat ditemui, Senin (1/9/2025).
Penutupan jalan kampung ini tidak hanya hari ini saja tapi juga saat aksi, Jumat (29/8/2025) kemarin. Apalagi yang kemarin demonya sampai dini hari dan membakar gedung di DPRD.
"Dulu pas demo cipta kerja tahun 2023 lalu juga ditutup, tapi baru nutup portal penuh itu hari dan jumat kemarin.
Karena yang kemarin itu sampai subuh malam, warga juga berjaga," terang Warga RT 04 RW 09 Kelurahan Karangasem.
Satria menjelaskan penutupan ini juga untuk membantu tugas polisi soal keamanan dengan menutup akses ke kampung.
Jadi biar masa yang ikut demo tidak bisa lewat ke jalan kampung tapi fokus di jalan raya saja.
Baca Juga: Wali Kota Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Usai Aksi Anarkis di Solo
"Ini warga ada yang berjaga di sejumlah titip, jadi untuk pengawasan tetap ada. Jadi ini biar aman menutup gerak akses agar tidak bergerak ke sana sini," ungkapnya.
"Jadi kalau ada yang mau masuk kita halau atau tanya dulu. Misalkan ada orang aneh atau asing mau masuk juga harus dimintai identitasnya, kalau nggak jelas atau nggak kenal tidak boleh lewat," jelas dia.
Satria menambahkan demo untuk menyuarakan aspirasi ke DPRD harus terukur tidak merusak fasilitas umum yang ada.
Karena selain merusak fasilitas umum juga tempatnya jadi kelihatan kotor dan itu yang bingung warga
"Besok ya harus kerja bakti bersih-bersih, merepotkan warga juga. Harapannya mereka juga tertib, juga enggak buang sampah sembarangan. Karena kalau ini kan juga termasuk tanggung jawab warga sekitar," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Kenalan dengan Stade Brest, Dulu Rumah Franck Ribery Kini Jadi Hunian Mees Hilgers
-
Negara Tetangga Indonesia di Ambang Kekacauan, Potensi Kudeta Militer Mencuat
-
Core Indonesia Desak Pemerintah Koreksi Total Kebijakan Ekonomi, Batalkan Pajak & Pangkas Belanja
-
Netizen Cari Raffi Ahmad yang Mendadak Hening: Mana Suaranya, A?
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
Terkini
-
Unjuk Rasa Berujung Kerusuhan di Kota Solo, Ada 21 Warga Jadi Korban
-
Antisipasi Rusuh, Cerita Warga Solo Kompak Tutup Jalan Kampung Saat Demo
-
Demo Solo Jadi Contoh: Anggota DPRD, Polisi dan TNI Duduk Bareng Mahasiswa di Tengah Jalan
-
Organisasi Kepemudaan Lintas Iman Jawa Tengah Serukan Kedamaian dan Sampaikan Pernyataan Sikap
-
Kerugian Fasilitas Umum yang Rusak Demo Anarkis di Solo Capai Rp 13,8 Miliar