Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 14 Mei 2025 | 15:41 WIB
Presiden ke-7 Jokowi saat ditemui awak media di Solo, Rabu (14/5/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

"(Melihat peluangnya seperti apa) Ya belum tahu. Karena inikan yang saya tahu, katanya mau pakai e-voting, one man one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih, yang sulit disitu," jelas dia.

Menurutnya sangat bagus ada partai yang mau menggunakan sistem itu. Karena dengan era digital saat ini kalau misal ada pemilihan ketua dengan e-voting yang melibatkan seluruh anggota sangat bagus.

"Artinya ada kepemilikan terhadap partai itu betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus dan kalau bisa pernah saya sampaikan kalau perlu kantor DPD, kantor DPC, kantor di tingkat kecamatan semuanya pakai virtual office, bagus banget tapi regulasinya perlu dirubah dan menurut saya partai ke depan akan seperti itu," paparnya.

Saat disinggung apakah itu sesuai harapan sebagai partai perseorangan, Jokowi menyebut kurang lebih seperti itu.

Baca Juga: Eks Wapres Ma'ruf Amin Lagi-lagi Absen, Sidang Wanprestasi Mobil Esemka Tetap Berlanjut

"Yang kurang lebih, saya nggak tahu ya di PSI yang diadopsi yang mana. Tapi yang saya sampaikan partai super Tbk ya kurang lebih seperti itu," ujar dia.

Jokowi mengaku hingga saat ini belum ada rencana masuk ke partai. Masih dipikirkan dan dalam perhitungan.

"Ya masih dalam perhitungan, masih dalam itung-itungan. (Golkar masih terbuka) Ya masih dalam itungan," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman berharap Presiden ketujuh RI Joko Widodo alias Jokowi mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (ketum) PSI.

Saat ini, PSI telah membuka pendaftaran Pemilihan Umum (Pemilu) Raya posisi Ketum dari 13 Maret sampai 18 Juli 2025.

Baca Juga: Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Bareskrim Polri Periksa 31 Saksi

Ditanya lebih lanjut apakah ada kemungkinan Jokowi akan mendaftar, Andy tak mau menjawab.

Load More