Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 15 April 2025 | 13:25 WIB
Ilustrasi korban keracunan massal. [ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin]

SuaraSurakarta.id - Warga Dukuh Bendungan RT 13 RW 04, Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, dihebohkan dengan kasus keracunan massal.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 110 warga mengalami keracunan usai menyantap hidangan dalam acara halal bihalal keluarga besar Trah salah satu warga, Sabtu (12/4/2025).

Dari informasi yang dihimpun, acara wayangan halal bihalal yang berlangsung dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB ini dihadiri sekitar 200 orang.

Kasi Humas Polres Klaten, AKP Nyoto, mengatakan acara tersebut tamu undangan disuguhi makanan ringan seperti kacang goreng, pisang goreng, kerupuk pangsit, kerupuk kulit, dan roti kering, serta nasi kotak yang berisi nasi putih, rendang, sambal goreng krecek, acar, dan kerupuk udang.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Padusan di Desa Sidowayah Klaten: Air Suci Dua Umbul untuk Kemakmuran

"Gejala mual, muntah, diare, dan pusing mulai dialami warga pada Minggu pagi sekitar pukul 06.30 WIB," kata Nyoto mewakili Kapolres Klaten AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, Selasa (15/4/2025).

Nyoto memaparkan, respons cepat dilakukan oleh pemerintah desa yang langsung menghubungi Puskesmas dan Polsek Gantiwarno guna penanganan medis darurat.

Data sementara, kata dia, menunjukkan jumlah korban terus bertambah. Pada tahap awal, 60 warga dilaporkan mengalami gejala keracunan, terdiri dari 11 pasien rawat inap dan 49 pasien rawat jalan.

"Data Selasa ppukul 08.00 WIB, jumlah korban meningkat menjadi 110 orang, termasuk satu korban meninggal dunia atas nama Suparno (72) warga Dukuh Kwagean, Desa Karangturi, yang sempat dirawat di RS Tegalyoso," kata dia.

Dia mengatakammn rincian penanganan medis menunjukkan 5 orang dirawat di Puskesmas Gantiwarno, 19 orang di RS Bagas Waras, 9 orang di RSST, 3 orang di RS Cakra Husada, dan 72 orang lainnya menjalani rawat jalan.

Baca Juga: Klaten Diterjang Puting Beliung, Dua Orang Alami Luka-luka

"Sampel makanan telah kami kirimkan ke laboratorium untuk memastikan penyebab utama kejadian ini. Dugaan kuat mengarah pada kontaminasi makanan, tetapi kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk kejelasan," tandasnya.

Load More