SuaraSurakarta.id - Pengacara sekaligus Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Jawa Tengah, Asri Purwanti, buka suara terkait dirinya sebagai korban dugaan kriminalisasi anggota Polsek Kartasura, Polres Sukoharjo dalam sebuah kasus hukum yang terjadi pada 2013.
Kasus tersebut bermula ketika Asri membantu seorang klien, Kustini, untuk mengajukan gugatan cerai, namun justru berujung pada tuduhan penipuan yang menyeret dirinya ke dalam pusaran hukum.
Asri menjelaskan permasalahan dimulai ketika Kustini meminta bantuannya untuk menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Klaten.
Sebagai advokat, Asri menjalankan prosedur hukum dengan membayar biaya perkara yang diperlukan. Namun, ketika melakukan verifikasi, ia menemukan adanya ketidaksesuaian dalam data yang diberikan oleh Kustini.
"Kustini ternyata sudah bercerai sebelumnya, dan data mengenai suaminya pun tidak akurat," ungkap Asri, Rabu (29/1/2025).
Menyadari hal ini, Asri memutuskan untuk mencabut gugatan dan mengembalikan uang yang telah diterima, meskipun sebagian sudah digunakan untuk biaya administrasi pengadilan.
Namun, kejadian tak terduga muncul setelah pencabutan gugatan. Kustini melaporkan Asri atas dugaan penipuan, yang kemudian direspons cepat aparat Polsek Kartasura. Tanpa klarifikasi lebih lanjut, Asri langsung ditetapkan sebagai tersangka.
"Saya bahkan tidak pernah menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP). Proses hukum ini jelas cacat prosedural," tegas Asri.
Ia menilai kasus ini berpotensi sebagai jebakan yang melibatkan pihak ketiga untuk mencemarkan nama baiknya sebagai advokat.
Baca Juga: Langkah Strategis Disiapkan Polresta Solo Amankan Pilkada 27 November
Tak tinggal diam, Asri melaporkan oknum Kanit Reserse Polsek Kartasura ke Kapolri melalui Bid-Propam Polda Jateng.
Ia juga mengajukan laporan terhadap Kustini ke Polsek Wonosari atas dugaan pemalsuan dokumen, tetapi hingga kini, kasus tersebut belum menunjukkan perkembangan berarti.
Pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi Asri yang menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum, khususnya bagi aparat penegak hukum.
Ia juga mengingatkan para advokat agar lebih berhati-hati terhadap praktik manipulasi data yang dapat merugikan pihak-pihak yang bekerja secara profesional.
"Advokat harus cermat dalam memeriksa data klien. Di sisi lain, aparat kepolisian harus menjunjung tinggi prosedur hukum agar tidak ada pihak yang menjadi korban kriminalisasi," ujar Asri.
Asri berharap kasus yang menimpanya menjadi momentum untuk memperbaiki sistem hukum di Indonesia. Ia juga menyerukan pentingnya perlindungan bagi advokat dalam menjalankan tugasnya, agar hukum tidak menjadi alat untuk kepentingan tertentu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Misi Ketua PP Perbasi Munculkan Atlet Basket Timnas dari Kota Bengawan
-
Perluasan Jangkauan Bank Jakarta: Hadirnya KCP UNS, Solusi Keuangan Tepat di Jantung Kampus
-
Mengenang Kedekatan Sang Maestro Dalang Ki Anom Suroto bersama Puspo Wardoyo
-
Sempat Ditunjukkan Ijazah Asli Jokowi, Ini Respon Relawan Projo
-
Budi Arie Akui Ada Arahan dari Jokowi, Tetap Dukung Pemerintah Prabowo-Gibran