Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 25 Januari 2025 | 20:58 WIB
Tari Bedaya Ketawang saat ditarikan dalam upacara tingalan dalem jumenengan PB XIII. (Suara.com/Ari Welianto)

Menurutnya tari bedaya ketawang juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tingkat nasional. Tentu saja ini memerlukan persepsi pengertian, konsekuensi dan konsistensi supaya berlangsung dengan khidmat. 

"Tentu saja karena ini memiliki makna juga berkaitan wisata budaya yang berkaitan dengan nilai tradisi. Kita mencoba menggunakan semacam modifikasi, jadi semua tata cara adat kegiatan yang berkaitan dengan budaya, bagaimana dikemas supaya memiliki nilai ekonomi dan ekonomi itu bisa menghasilkan suatu manfaat kepada masyarakat," paparnya.

Sementara itu Ketua Eksekutif LDA Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi mengatakan bahwa jumenengan ini merupakan kegiatan rutin dari tahun ke tahun dan diselenggarakan seperti yang seharusnya.

"Insya Allah, tahun ini juga ada tambahan kegiatan kirab besok. Tentu ini dimasukan satu sisi untuk lebih memberikan nuansa kebudayaan yang lebih kental kepada Keraton Kasunanan," jelas dia.

Baca Juga: Bertemu di Keraton Solo, PB XIII Titip Revitalisasi ke Ahmad Luthfi

Eddy mengatakan bahwa keraton ini merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa yang ada. 

Sehingga diharapkan kegiatan ini memberikan kontribusi positif satu untuk kepentingan bangsa dan negara dalam rangka persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa.

"Tari bedaya ketawang ini merupakan tarian sakral peninggalan dari masa ke masa yang harus terus dilestarikan. Ini sebagai bagian penting Keraton Surakarta sebagai pusat kebudayaan jawa," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Baca Juga: Keraton Solo Tegur Dua Paslon Soal Alat Peraga Kampanye, Ini Penyebabnya

Load More