SuaraSurakarta.id - Muncul wacana Raja Keraton Solo, Sinuhun Paku Buwono (PB) XI dan XII diusulkan sebagai pahlawan nasional.
Pasalnya banyak yang menyebut mereka memiliki peran atau kontribusi baik secara lokal maupun nasional. Munculnya usulan tersebut mendapat apresiasi dan dukungan dari para sejarawan.
Namun dari dua Raja Keraton Kasunanan Surakarta tersebut, mereka lebih condong Sinuhun PB XII yang layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.
Ketua Komunitas Pecinta Sejarah Solo Society, Dani Saptono mengatakan kalau untuk gelar pahlawan nasional paling pas itu Sinuhun PB XII daripada PB XI.
"Kalau secara faktual itu malah lebih okenya PB XII. Karena beliau itu mengalami masa-masa gejolak dari mulai pra kemerdekaan (proklamasi) sampai menjelang pasca proklamasi terutama di era tahun 1946-1949," terangnya saat dihubungi Suara.com, Sabtu (26/10/2024).
Dani menjelaskan di era revolusi sosial atau perang kemerdekaan di Solo khususnya saat itu benar-benar dalam situasi konflik politik yang memanas.
Dalam posisi beliau sebagai seorang raja pada waktu itu harus mengambil satu keputusan yang penting dengan meletakan egosentris politik sebagai penguasa swapraja untuk bergabung menjadi republik.
"Tapi kalau untuk PB XI, saya rasa kurang pas. Karena PB XI itu paling mengacunya dari beliau sebagai anggota Sarekat Islam," kata dia.
Menurutnya PB XI itu tidak mengalami satu kondisi zaman di mana gejolak revolusi terutama dan menjelang munculnya gelora nasionalisme.
Baca Juga: Cerita Warga Ngalap Berkah, Berebut Sepasang Gunungan di Grebeg Maulud Keraton Solo
"Itu malah PB XII sendiri yang mengalami masa-masa itu. Jadi kalau usulan sebagai pahlawan nasional itu korelasinya dengan peran serta. Itu lebih cocoknya di PB XII," ungkapnya.
Dani mengaku mendengar usulan atau wacana itu sudah lama beberapa tahun yang lalu. Bahkan dulu pernah ada usulan juga PB III mendapat hadiah perdamaian, tapi itu tarikan zamannya terlalu jauh.
"Saya sudah mendengar wacana itu beberapa tahun terakhir. Kalau saya pribadi sih secata obyektif lebih condong PB XII diberi pahlawan nasional. Karena telah mengalami masa revolusi, berhubungan rapat dengan para petinggi saat itu," papar dia.
"Bahkan termasuk yang mengakui dan mendukung berdirinya NKRI yang pertama kalinya daripada Kasultanan Yogyakarta. Keraton Surakarta itu tahun 1 September 1945, sedangkan Yogyakarta di 5 September 1945, itu ada piagam resminya dari Sukarno," lanjutnya.
Kalau untuk sosok PB XII, lanjut dia, merupakan raja muda di era revolusi itu baru umur 20 tahun. Beliau menjadi raja juga menyesuaikan diri dengan zaman, lalu meletakan jabatan raja penuh dan bergabung dengan NKRI di bawah Pemerintahan Sukarno-Hatta waktu itu.
"Beliau juga pernah menjadi bagian tentara nasional Indonesia dengan pangkat kalau tidak salah letnan jenderal. Pernah juga mengikuti pendidikan di Bandung dan sering diajak Bung Karno meninjau daerah kantong-kantong gerilya di seputar Solo dan sekitar," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Era Baru Keraton Solo: PB XIV Purboyo Reshuffle Kabinet, Siapa Saja Tokoh Pentingnya?
-
Link Saldo DANA Kaget Spesial Warga Solo! Klaim Rp149 Ribu dari 4 Link Kejutan Tengah Minggu!
-
5 Kuliner Lezat Keraton Solo yang Hampir Punah, Di Balik Hangatnya Aroma Dapur Para Raja
-
7 Fakta Watu Gilang yang Menjadi Penentu Legitimasi Raja Keraton Surakarta
-
7 Makna Gelar Panembahan dalam Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta