Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 30 September 2024 | 20:17 WIB
Calon Wali Kota Solo, Respati Ardi mengintip peluang wisata budaya dalam gelaran Tingalan Wiyosan Setu Pon. Acara budaya dalam memperingati hari lahir KGPAA Mangkunegara X, Tingalan Wiyosan Setu Pon menampilkan tarian khas Mangkunegaran di Pendapa Prangwedan Puro Mangkunegaran, Sabtu Pon (28/9/2024). [Dok Respati Ardi]

SuaraSurakarta.id - Calon Wali Kota Solo, Respati Ardi mengintip peluang wisata budaya dalam gelaran Tingalan Wiyosan Setu Pon.

Acara budaya dalam memperingati hari lahir KGPAA Mangkunegara X, Tingalan Wiyosan Setu Pon menampilkan tarian khas Mangkunegaran di Pendapa Prangwedan Puro Mangkunegaran, Sabtu Pon (28/9/2024).

Menurut GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo atau yang akrab dipanggil Gusti Sura, Wiyosan Setu Pon merupakan acara rutin untuk hemperingati hari lahir KGPAA Mangkoenagoro X, yang digelar Pura Mangkunegaran tiap Sabtu Pon atau 35 hari sekali (satu bulan sekali dalam kalender Jawa).

"Pengisinya dari Kemantren Langen Praja sama dari Komunitas Langen Mataya. Yang menampilkan Santi Swaran yaitu salah satu seni suara Mangkunegaran, lalu juga ada tarian Janaka Supala, juga tarian Bedhaya Langen Mataya," ungkap Gusti Sura.

Baca Juga: Respati-Astrid dan Misi Lanjutkan Program Gibran untuk Solo Semakin Bergairah

Melalui kegiatan Wiyosan Setu Pon, Gusti Sura berharap generasi muda semakin mengenal kebudayaan Jawa dan menghargai tradisi.

"Supaya generasi muda pun, semakin mengenal kebudayaan Jawa dan juga semakin appreciate (menghargai) sama budaya tradisi dan juga bisa mengerti bahwa kebudayaan itu bisa kok dibawa ke masa sekarang," lanjut Gusti Sura.

Salah seorang seorang penampil Wiyosan Setu Pon, Aminudin yang tampil membawakan tari Janaka Supala dari cerita Mahabarata, juga mempunyai harapan yang sama dengan Gusti Sura.

"Harapannya ke depannya, Wiyosan Setu Pon lebih ramai lagi, banyak inovasi-inovasi yang baru muncul agar penonton tertarik kemudian generasi muda mau belajar tari tradisional," kata Aminudin.

Selain itu, dari Wiyosan Setu Pon akan muncul banyak ide-ide dan inovasi untuk melestarikan kebudayaan Jawa.

Baca Juga: Dari Mrapen Tiba Solo, Nyala Obor PEPARNAS 2024 Satukan Indonesia

"Memang kita menggali, informasi-informasi yang nanti bisa membangun Pura Mangkunegaran dalam menyebarkan dan melestarikan tari gaya Mangkunegaran jadi lebih baik," lanjut Aminudin.

Sementara Respati Ardi yang hadir dan menyaksikan Wiyosan Setu Pon tersebut menyambut positif dengan adanya kegiatan budaya yang rutin digelar Mangkunegaran.

"Tadi ada tarian seni khas Mangkunegaran yang menampilkan dua generasi. Dan tentunya itu bisa untuk melestarikan budaya. Ternyata banyak pengunjung yang datang dari luar Kota Solo. Ini menjadi magnet utama pariwisata berbasis budaya," kata Respati Ardi yang juga Ketua HIPMI Solo.

Respati Ardi, berharap di Kota Solo akan lebih banyak ada kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan dengan berbagai variasi sehingga bisa banyak dinikmati masyarakat.

"Harapannya terus dibanyakin lagi, lebih bervariasi di banyak tempat, tidak hanya di Mangkunegaran saja, dan di sini bisa menjadi pemantik. Dan harapannya di tempat-tempat lain," ungkap dia.

Setelah tarian khas Mangkunegaran selesai ditampilkan. Para penampil berkumpul di depan penonton untuk bercerita tentang tarian yang dibawakannya, serta bagi penonton bisa bertanya langsung berkaitan dengan tersebut.

Load More