SuaraSurakarta.id - Calon Wali Kota Solo, Respati Ardi mengintip peluang wisata budaya dalam gelaran Tingalan Wiyosan Setu Pon.
Acara budaya dalam memperingati hari lahir KGPAA Mangkunegara X, Tingalan Wiyosan Setu Pon menampilkan tarian khas Mangkunegaran di Pendapa Prangwedan Puro Mangkunegaran, Sabtu Pon (28/9/2024).
Menurut GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo atau yang akrab dipanggil Gusti Sura, Wiyosan Setu Pon merupakan acara rutin untuk hemperingati hari lahir KGPAA Mangkoenagoro X, yang digelar Pura Mangkunegaran tiap Sabtu Pon atau 35 hari sekali (satu bulan sekali dalam kalender Jawa).
"Pengisinya dari Kemantren Langen Praja sama dari Komunitas Langen Mataya. Yang menampilkan Santi Swaran yaitu salah satu seni suara Mangkunegaran, lalu juga ada tarian Janaka Supala, juga tarian Bedhaya Langen Mataya," ungkap Gusti Sura.
Melalui kegiatan Wiyosan Setu Pon, Gusti Sura berharap generasi muda semakin mengenal kebudayaan Jawa dan menghargai tradisi.
"Supaya generasi muda pun, semakin mengenal kebudayaan Jawa dan juga semakin appreciate (menghargai) sama budaya tradisi dan juga bisa mengerti bahwa kebudayaan itu bisa kok dibawa ke masa sekarang," lanjut Gusti Sura.
Salah seorang seorang penampil Wiyosan Setu Pon, Aminudin yang tampil membawakan tari Janaka Supala dari cerita Mahabarata, juga mempunyai harapan yang sama dengan Gusti Sura.
"Harapannya ke depannya, Wiyosan Setu Pon lebih ramai lagi, banyak inovasi-inovasi yang baru muncul agar penonton tertarik kemudian generasi muda mau belajar tari tradisional," kata Aminudin.
Selain itu, dari Wiyosan Setu Pon akan muncul banyak ide-ide dan inovasi untuk melestarikan kebudayaan Jawa.
Baca Juga: Respati-Astrid dan Misi Lanjutkan Program Gibran untuk Solo Semakin Bergairah
"Memang kita menggali, informasi-informasi yang nanti bisa membangun Pura Mangkunegaran dalam menyebarkan dan melestarikan tari gaya Mangkunegaran jadi lebih baik," lanjut Aminudin.
Sementara Respati Ardi yang hadir dan menyaksikan Wiyosan Setu Pon tersebut menyambut positif dengan adanya kegiatan budaya yang rutin digelar Mangkunegaran.
"Tadi ada tarian seni khas Mangkunegaran yang menampilkan dua generasi. Dan tentunya itu bisa untuk melestarikan budaya. Ternyata banyak pengunjung yang datang dari luar Kota Solo. Ini menjadi magnet utama pariwisata berbasis budaya," kata Respati Ardi yang juga Ketua HIPMI Solo.
Respati Ardi, berharap di Kota Solo akan lebih banyak ada kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan dengan berbagai variasi sehingga bisa banyak dinikmati masyarakat.
"Harapannya terus dibanyakin lagi, lebih bervariasi di banyak tempat, tidak hanya di Mangkunegaran saja, dan di sini bisa menjadi pemantik. Dan harapannya di tempat-tempat lain," ungkap dia.
Setelah tarian khas Mangkunegaran selesai ditampilkan. Para penampil berkumpul di depan penonton untuk bercerita tentang tarian yang dibawakannya, serta bagi penonton bisa bertanya langsung berkaitan dengan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
Terkini
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya
-
Pesangon Eks Karyawan PT Sritex Belum Cair, Ada yang Tembus Rp 100 juta
-
Tim Kurator Sudah Daftarkan Lelang Aset PT Sritex Group, Sementara Benda Bergerak Dulu
-
Puluhan Eks Karyawan PT Sritex Menangis di Upacara HUT ke-80 RI, Berharap Pesangon Cair
-
Wungkul Run: Cara Warga Solo Sambut HUT ke-80 RI dengan Lari Santai dan Berkostum Unik