Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 29 September 2024 | 09:31 WIB
Siswa tuna rungu dan tuna grahita dari Sekolah Luar Biasa (SLB) YPCM Boyolali menyambut pawai obor PEPARNAS XVII di Boyolali, Sabtu (28/09/2024). Kirab api PEPARNAS XVII diambil dari Api Abadi Mrapen Grogol menuju Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo dan berahir di Kota Solo. [PB PEPARNAS XVII/Yoma Times Suryadi]

Kepala Sekolah SLB Negeri Karanganyar, Farida Yuliati, mengatakan sajian tarian tradisional Jawa Tengah ini melibatkan empat pasang penampil. Menurut Farida, empat penari berperan sebagai Bambangan yang menyimbolkan kesatria, serta empat penari yang menjadi Cakil sebagai lambang keburukan.

"Tari Bambang Cakil ini kami pilih karena mencerminkan semangat. Di situ ada pasangan kebaikan dan keburukan. Ketika kebaikan diiringi dengan semangat dan ketulusan, maka bisa mengalahkan keburukan yang menyerang," ujar Farida.

Suguhan kesenian daerah berlanjut pada destinasi terakhir hari pertama, yakni Kabupaten Sukoharjo. Rombongan pawai obor PEPARNAS XVII 2024 ini disambut dengan Tari Kebo Kinul setibanya di Pendopo Kantor Bupati Sukoharjo.

Suguhan kesenian berlanjut setelah kaldron dinyalakan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, menggunakan obor api yang diberikan atlet para bulu tangkis, Kustati Nur Amaliya.

Baca Juga: Pebisnis Soloraya Diajak Jadi Ahli Meta Ads, Bisnis Auto Laris, Begini Caranya

SLB Negeri Sukoharjo menyuguhkan tarian Pagulir. Ada pula suguhan dari siswa disabilitas yang membawakan lagu berjudul "Bunda", diiringi dengan alat musik biola.

Penampilan tersebut sekaligus menutup rangkaian pawai obor api PEPARNAS XVII 2024 hari pertama. Pada hari kedua, Minggu (29/9/2024), pawai obor api ini akan terpusat di Kota Solo, tepatnya jalur Car Free Day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi menuju Balaikota Solo.

Load More