Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 25 September 2024 | 18:23 WIB
Masjid Al Ikhlas Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Masjid Al Ikhlas Mendungan RT 01 RW 04, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo menjadi viral dan banyak sorotan netizen di media sosial (medsos).

Masjid tersebut viral karena banyak tanggapan negatif dari netizen khususnya yang pernah datang. Dalam unggahan di akun berbagai medsos tersebut mengunggah foto masjid tersebut. 

Dalam unggahan tersebut terdapat caption yang bertuliskan. 

"Diusir dari masjid karena cuma sekedar buka hp, suara anak-anak, dan baju dianggap tidak agamis," tulis caption tersebut. 

Baca Juga: Gerak Cepat, Berkas Kasus Kekerasan Santri Dilimpahkan ke Kejari Sukoharjo

Kemudian di bawahnya terdapat tulisan lokasi, Masjid Al Ikhlas Mendungan, Kartasura Kab. Sukoharjo. 

Ada beberapa slide dalam unggahan di akun medsos tersebut. Yang mana berisi soal pengalaman pribadi ketika datang ke masjid.

Ada beragam ulasan atau review yang dilihat dari akun tersebut mengenai masjid tersebut. Ulasan tersebut tidak hanya baru-baru saja tapi sudah selama 2 tahun terakhir.

Kebanyakan mengulas soal seorang pengurus masjid yang dinilai kurang sopan saat menegur jamaah atau anak kecil yang ramai hingga melakukan pengusiran karena hanya memakai kaos.

Bahkan Masjid Al Ikhlas tersebut mendapat rating buruk di Google Map.

Baca Juga: Geger! Imam Masjid di Sragen Dibacok Saat Salat Subuh, Ini Kondisinya

Ketua RT 01 Sunardi (58) saat dikonfirmasi mengatakan bahwa itu cuma salah paham penyampaian saja. Sehingga tidak perlu diperpanjang dan diperdebatkan.

"Itu salah paham penyampaian saja. Nanti akan berusaha memperbaiki cara penyampaiannya," ujarnya saat ditemui, Rabu (25/9/2024).

Menurutnya adanya viral ini akan menjadi bahan evaluasi buat pengurus masjid. Yang menyampaikan itu hingga jadi viral itu hanya oknum dan bukan kebijakan pengurus.

"Ini jadi bahan evaluasi dan teguran buat kita semua. Jadi yang memperingatkan itu oknum bukan kebijakan pengurus masjid," kata yang juga pengurus masjid ini.

"Kasus ini akan disampaikan ke pengurus masjid, mungkin nanti akan ada pertemuan. Biar ke depan bisa lebih baik lagi, karena tidak semua orang itu bisa menerima dengan yang kemarin," sambung Sunardi.

Sunardi mengakui memang teguran yang disampaikan itu dengan nada tinggi dan kurang pas. Sehingga orang atau yang ditegur itu belum bisa menerima kata-kata yang agak keras.

"Kalau niat itu baik tapi memang cara menegurnya itu yang kurang pas. Kita kalau ke masjid suruh pakai yang bagus atau sopan memang tuntunannya seperti itu," ungkapnya.

"Tapi kadang-kadang yang belum datang itu datang ke masjid dengan pakaian seadanya. Terus ditegur tapi belum bisa menerima lalu mengshare ke medsos," lanjut dia.

Sunardi menyebut yang ditegur atau yang viral kan ke medsos itu pendatang. Jadi dari tempat kerja datang ke masjid mau salat terus ditegur.

"Itu pendatang jadi belum tahu kebiasaan di sini. Kalau orang sini sudah paham dan pasti tahu, kalau culture nya seperti masjid pada umumnya," tandasnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Sukoharjo, Muh. Mualim mengatakan belum mengetahui adanya masjid di Kartasura yang viral di medsos itu.

Tapi mestinya secara umum masjid itu bisa digunakan untuk masyarakat umum.

"Saya belum bisa memberikan tanggapan lebih, akan cari tahu dulu permasalahannya seperti apa," jelas dia.

Mualim menambahkan kalau soal anak-anak ramai itu wajar, karena dunianya seperti itu. Mungkin kalau mau menegur dengan cara yang bijaksana, tidak harus diusir.

"Kalau nanti anak-anak tidak terbiasa ke masjid maka ke depannya malah kurang baik. Jadi kalau anak cuma ramai atau gojek itu biasa, karena masa anak-anak," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More