SuaraSurakarta.id - Hari Tani Nasional yang jatuh pada Selasa (24/9/2024) disambut aksi demontrasi di Gedung DPRD Karanganyar.
Ratusan peserta yang berasal dari petani dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Rakyat (Apera)Solo Raya ini, mempertanyakan sikap DPRD Karanganyar yang tidak berpihak kepada para petani.
Ketua Serikat Tani Bumi Intanpari yang juga petani asal Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Yosef Haryanto mengatakan saat ini petani Karanganyar mengalami krisis karena monopolis salah satu BUMD Pemkab setempat.
Pihaknya juga mendesak pemerintah untuk menghentikan monopoli tanah, sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, pupuk dan pasar pertanian
Selain kesulitan air harga komoditas tani panen yang tidak pasti dan cenderung rendah, dan pupuk yang langka dan mahal.
"Sumber daya air bagi pertanian kian hari kian menipis. Krisis ini bukan semata karena krisis iklim, tetapi juga akibat pengelolaan sumber daya alam yang buruk dan monopoli sumber mata air," kata Yosef Haryanto dilansir dari Jatengnews.id--jaringan Suara.com.
Hari tani nasional 2024, para petani berharap para wakil rakyat dapat membantu dan menyuarakan permasalahan kaum tani di Karanganyar.
"Dalam beberapa tahun terakhir, para petani menghadapi tantangan yang semakin memperburuk kesejahteraan kami sebagai petani. Kondisi ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang sering kali dianggap tidak berpihak pada petani kecil," jelas dia.
Dia menambahkan setiap musim panen tiba petani Karanganyar terjebak dalam ketidakpastian harga komoditas.
Baca Juga: Panas! Mahasiswa Solo Bakar Boneka Pocong Jokowi, Tuntut Mundur dari Jabatan Presiden!
Hasil jerih payah yang seharusnya bisa menopang kehidupan layak justru dihargai murah oleh para tengkulak dan pasar. Harga panen gabah hanya dihargai 5.000/kg.
Kondisi ini diperparah dengan lemahnya peran pemerintah dalam melindungi harga komoditas pertanian.
"Harga pupuk yang mahal membuat biaya produksi meningkat, sementara hasil panen mereka tidak mendapatkan harga yang layak di pasar. Pemerintah sering kali memberikan subsidi pupuk, tetapi distribusinya tidak merata dan cenderung tidak memadai," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua sementara DPRD Karanganyar, Bagus Selo, menegaskan, akan menindakndaklanjuti tuntutan para petani.
Bagus menjelaskan, saat ini, alat kelengkapan DPRD belum terbentuk.
"Kami akan menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan petani dan mahasiswa bersama pemerintah," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Bupati Gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN
-
Emas Antam Naik Tipis, Hari Ini Dibanderol Rp 1.897.000 per Gram
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
Terkini
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya
-
Pesangon Eks Karyawan PT Sritex Belum Cair, Ada yang Tembus Rp 100 juta