SuaraSurakarta.id - Ratusan masa gabungan mahasiswa Solo Raya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Melawan dan elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa menolak upaya DPR RI yang menganulir keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat ambang batas pencalonan di pilkada, Kamis (22/8/2024) siang.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, ikut juga pendiri Mega Bintang Mudrick Sangidu. Bahkan beliau berorasi dan menyemangati para mahasiswa yang turun ke jalan.
Masa berkumpul di Bundaran Gladak Slamet Riyadi, berbagai orasi dari perwakilan mahasiswa dilakukan.
Mereka membawa spanduk maupun poster dengan berbagai tulisan seperti, 'Tukang kayu sedang mempersiapkan kursi untuk anaknya, Orba Jilid 2'. 'Koalisi Indonesia melawan', ' Stop perselingkuhan KPU & MK', ' Hentikan politik dinasti'.
Ada juga poster berukuran besar dengan gambar Presiden Jokowi dan kedua anaknya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep dengan tulisan 'Politik Dinasti Jokowi'.
Yel-yel juga di teriakan para mahasiswa, seperti 'Pulang Jokowi Sekarang juga' dan ' Revolusi'. Usai menggelar orasi di Bundaran Gladak, masa long marc menuju depan Balai Kota Solo.
Saat long marc menuju Balai Kota Solo, mereka berjalan mundur. Ini sebagai simbol kemunduran demokrasi di Indonesia.
Masa juga membakar ban bekas dan boneka pocong Jokowi di depan Kantor Balai Kota Solo.
Koordinator lapangan Agung Lucky Pradita mengatakan aksi ini untuk memperjuangkan keadaan demokrasi di Indonesia yang tidak baik-baik saja.
Baca Juga: HUT ke-79 RI Jadi Momentum Jaga Perdamaian Hadapi Pilkada Serentak
Itu seperti putusan MK yang seharusnya putusan MK itu bersifat menggugat dan final. Tapi ternyata DPR RI dan MA yang berbeda keputusannya.
"Itu yang mencoba kita kawal, jangan sampai nanti terjadi saat pilpres kemarin. Di mana adanya perubahan aturan yang tiba-tiba," terangnya saat ditemui, Kamis (22/8/2024).
Menurutnya itu semua ada salah satu orang yang dibalik ini untuk melanggengkan keluarganya agar bisa mengobrak-abrik demokrasi Indonesia.
Terkait jalan mundur saat long marc menuju Balai Kota Solo, Agung menyebut itu sebagai simbol kemunduran demokrasi Indonesia hari ini.
"Untuk tuntutannya itu ada 18 point. Salah satunya itu menolak dengan tegas dan keras revisi UU yang telah disahkan secara mendesak dan mencederai konstitusi. Lalu menuntut DPR RI untuk membatalkan rancangan UU yang sudah disepakati Badan Legislasi (baleg)," papar Presiden BEM UNS ini.
Sementara itu Koordinator Pusat BEM Solo Raya, Rozin Afianto mengatakan aksi hari ini diikuti mahasiswa dari kampus di Solo Raya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Calon Ketua DPC PDIP Solo Ikuti Psikotes Besok, Dua Sosok Buka Suara
-
Skak Mat Roy Suryo, Kepala SMA Santo Yosef Solo Bantah Gibran Lulusan Sekolahnya
-
Gerak Cepat Satreskrim Polresta Solo Tangkap Pelaku Pencurian Uang Bank Rp 10 Miliar
-
Satreskrim Polresta Solo Tangkap Sopir Bank Jateng Bawa Lari Uang Rp 10 Milyar
-
Hampir 2 Dekade Mewarnai Dunia, INDACO Satu-satunya Perusahaan Cat Indonesia Tanpa Lisensi Asing