Sebelum mau pulang agak merasa takut dan menangis lalu masuk ke dalam kamar. Lalu dua atau tiga hari setelah itu, ada temannya yang keluar pondok dan pamit keluar.
"Saya sempat menghubungi temannya itu kenapa kok keluar, di pondok kenapa, kan harus lebih sabar lagi. Terus mereka bertanya ke istri 'tante apa nggak diceritain anaknya' lalu dijawab istri 'diceritain apa mas', dijawab temannya 'anaknya juga dipukuli," paparnya.
"Saya sambang pondok itu, ada luka lebam di tangan dan leher. Katanya digigit semut sama jatuh saat bawa galon," tuturnya.
Dari cerita temannya itu, lalu mengumpulkan data-data dari teman-teman yang lain. Waktu itu terkumpul lima orang yang berani speak up menghadap ke ketua yayasan.
Baca Juga: Kasus Tewasnya Santri, Kapolres Sukoharjo Sebut Pelaku Lakukan Tindakan Keji Ini
"Kita menceritakan itu semua tapi tanggapannya 'namanya pembullyan di pondok itu sudah biasa bu'. Terus saya cari waktu untuk jemput anak dan tak bawa ke psikolog agar bisa bercerita semua," sambung dia.
Ceritanya setelah kejadian dipukul dan sebagainya itu sudah datang ke keamanan pondok kalau bersama teman-temannya dipukuli. Tapi dari pihak keamanan malah menyampaikan kalau malasah ini diselesaikan bareng-bareng dan jangan cerita teman-temannya, kalau ditanya bilang saja betah di pondok.
"Harus jaga nama baik sekolah, itu yang tersimpan di memori anak saya. Ketika saya tanya awal sebelum tak ajak ke psikolog, kalau ditanya jawabannya harus jaga nama baik pondok. Ada juga yang menyampaikan 'sudah ikuti saja kakak kelas, yang penting aman," terangnya.
E menyebut kalau anaknya itu trauma dan takut dengan kejadian tersebut, saking takutnya itu tidak mau duduk di ruang tamu atau tengah. Langsung masuk ke dalam kamar dan dikunci.
"Ada trauma dan ketakutan, setelah dari psikolog itu baru mau tak ajak jalan-jalan dan makan hingga mau cerita sedikit. Sempat tertutup juga," ucap dia.
Baca Juga: Diduga Korban Kekerasan, Ini 4 Fakta Tewasnya Santri Asal Solo
Anaknya itu masuk Ponpes Az Zayadiyy itu tahun ajaran 2024 kemarin bulan Agustus. Mulai ada perubahan itu setelah habis agustusan, dari yang jajannya sehari cuma Rp 10.000 - Rp 15.000 jadi Rp 40.000 - Rp 50.000 per hari.
Berita Terkait
-
AMSI Sebut Demo RUU TNI Picu Eskalasi Kekerasan Pers: Bungkam Media dan Jurnalis
-
Soroti Kasus Eks Kapolres Ngada jadi Predator Seks Anak, Legislator PDIP: Saya Yakin Masih Banyak
-
Update Kasus Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada: Komnas HAM Ungkap Temuan Baru, Apa Itu?
-
Desak TNI Pembunuh Jurnalis di Kalsel Dihukum Berat, TB Hasanuddin: Jangan Ada Impunitas!
-
Gelombang Aksi Tolak UU TNI: Korban Demonstran Berjatuhan, Setop Kekerasan Aparat!
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Terkini
-
Arus Mudik di Solo Lancar, Operasi Ketupat Candi Diapresiasi Warga
-
Momen Warga Padati Rumah Jokowi: Antrean Mengular dan Ditemui Langsung Mantan Presiden
-
Dhawuh Dalem Paku Buwono XIII, Garebeg Pasa Keraton Solo Berlangsung Khidmat
-
Jokowi Kumpul Bareng Keluarga di Solo, Kahiyang Ayu-Bobby Nasution Tak Tampak
-
Gibran Apresiasi Langkah Didit Prabowo Kumpulkan Anak Presiden, Giliran Orang Tua Bertemu?