Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 18 September 2024 | 21:50 WIB
Suasana rumah korban yang merupakan santri SMP PT Az Zayadiyy, Grogol, Sukoharjo, di RT 01 RW 14 Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Abdul Karim Putra Wibowo (13), bukan satu-satunya korban kekerasan oleh kakak tingkatnya di Ponpes Az Zayadiyy Sukoharjo. 

Abdul Karim, sempat dipukul dan ditendang oleh kakak tingkatnya sebelum akhirnya meninggal.

Salah satu santri yang sempat jadi korban tindak kekerasan adalah E (12), warga Desa Waru, Kecamatan Baki, Sukoharjo.

E, bahkan sempat trauma dan ketakutan. Ia pun hanya dua bulan dari Juli hingga Agustus 2024 sebelum akhirnya keluar dari pondok dan pindah ke boarding school.

Baca Juga: Kasus Tewasnya Santri, Kapolres Sukoharjo Sebut Pelaku Lakukan Tindakan Keji Ini

"Yang dialami anak saya, dua minggu setelah masuk pondok itu. Dia diminta anak kelas IX untuk melakukan pemalakan ke teman-temannya minta makanan," ujar ayahnya, E (41) saat ditemui, Rabu (18/9/2024).

E mengatakan kalau anaknya tidak mau melakukan permintaan kakak kelasnya itu. Tapi malah kakak kelasnya itu memukul, itu berlangsung beberapa hari.

"Anak saya tidak mau, malah dipukul. Terus anak saya memberikan bekal-bekal dari rumah dikasihkan ke kakak kelasnya itu," katanya.

Namun, itu terus berlanjut sampai bekal dari rumah habis untuk dikasihkan. Akhirnya kalau bahasa pondok itu 'mbabu', disuruh mencucikan baju hingga disuruh memijat.

"Itu dilakukan daripada disuruh mengambil makanan dari teman-temannya. Pernah juga anak saya dimasukan ke dalam kamar dan dikunci, lalu dipukuli oleh 3-4 anak. Setelah sempat jatuh diinjak perut dan kepalanya," ungkap dia.

Baca Juga: Diduga Korban Kekerasan, Ini 4 Fakta Tewasnya Santri Asal Solo

Ia bersama istri tahu ada keanehan pada anaknya itu saat ada jadwal sambangan ke pondok. Tapi anaknya tidak mau cerita, bahkan jaga jarak dari keluarganya.

Load More