Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 31 Juli 2024 | 08:02 WIB
Kampus UNS di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Aris Wasita)

SuaraSurakarta.id - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta digegerkan dengan kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Pihak kampus pun akhirnya menanggapi kedatangan petugas KPK tersebut di Solo pada Selasa (30/7/2024).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS Prof Ahmad Yunus mengatakan kedatangan petugas KPK itu ada kaitannya dengan penerimaan mahasiswa baru.

"Setahu saya ke Fakultas Kedokteran mau menanyakan daya tampung berapa, seleksi jalur apa, UKT berapa," katanya dikutip dari ANTARA pada Rabu (31/7/2024).

Baca Juga: Enam Orang Daftar Jadi Bakal Calon Rektor UNS, Ini Daftarnya

Selain itu, yang juga ditanyakan yakni besaran iuran pengembangan institusi (IPI) yang dikenakan kepada mahasiswa.

"Apakah dulu ada yang besar, terutama ini yang kedokteran aja kok," katanya.

Ia mengatakan beberapa informasi lain soal kuota mahasiswa, jalur tes masuk, model uang kuliah tunggal (UKT) yang dikenakan kepada para mahasiswa.

"Sumbangan pengembangan institusi seperti apa, penentuan UKT bagaimana," katanya.

Terkait hal itu, ia memastikan tidak ada penggeledahan yang dilakukan oleh petugas KPK saat berada di kampus UNS.

Baca Juga: Ikuti Keputusan Mendikbud Ristek, UNS Batalkan Kenaikan UKT

"Bukan penggeledahan," katanya.

Ia mengatakan para petugas KPK berada di kampus tersebut tidak terlalu lama, yakni di kisaran dua jam.

"Sebentar kok, cuma tanya-tanya aja. 1-2 jam selesai. Tadi pagi, saya ketemu waktu di kedokteran saja dengan pak dekan kedokteran," katanya.

Sementara itu, ia memastikan kedatangan KPK tidak hanya ke kampus UNS tetapi juga beberapa universitas lain di Indonesia.

Load More