Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 19 Juni 2024 | 14:50 WIB
Serambi utama di Masjid Agung Surakarta. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Salah satu fokus revitalisasi Masjid Agung Surakarta adalah di bagian serambi utama masjid.

Nantinya masjid itu akan dilakukan konservasi setelah kondisi kayu-kayu di bagian utama yang rusak karena dimakan.

Bahkan ada soko guru utama yang berusia ratusan tahun kondisinya sudah berlubang. 

"Salah satu fokus revitalisasi di bagian utama, nanti akan dikonservasi. Mana-mana kayu yang mengalami kerapuhan dimakan rayap ada penanganan khusus," ujar Ketua Pengurus Masjid Agung Surakarta Muhtarom, Rabu (19/6/2024).

Baca Juga: Sambut Revitalisasi, Pemkot Solo Tertibkan Pedagang Bandel di Alun-alun Keraton Solo.

Muhtarom menjelaskan hasil konservasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X kondisi kayu rapuh dimakan rayap banyak juga.

Salah satunya soko guru utama yang kondisinya sudah berlubang dan jelas sangat mengkhawatirkan.

"Banyak juga, kan ada alat deteksi. Nanti yang ditangani yang mana kita belum tahu, yang jelas soko guru yang berlubang itu," ungkap dia.

Menurutnya untuk revitalisasi Masjid Agung Surakarta direncanakan akan mulai dikerjakan bulan Juli 2024 nanti.
Sebelum pelaksanaan nanti akan dicek lagi di seluruh bagian utama.

"Waktu pengecekan kapan kita belum tahu, mestinya sebelum pelaksanaan," sambungnya.

Baca Juga: Kabar Gembira Lur! Taman Balekambang Segera Dibuka untuk Masyarakat, Catat Tanggalnya

Selain serambi utama, ada kawasan masjid, menara masjid, parkir, kolam dan tempat wudhu.

Untuk kawasan nanti akan ditata dan restorasi. Di halaman depan masjid nanti akan dikeruk lebih dalam dan diganti dengan pasar.

"Jadi kita kembalikan seperti dulu lagi, dulu itukan filosofinya pasir. Jadi nanti akan dikeruk dan dikasih pasir," terang dia.

Lanjut dia, Itu kan ada dua fungsi. Pertama kembali ke sejarah dan kedua sekaligus menjadi wilayah resapan air yang efektif, pasir itu daya resapnya tinggi. 

"Ini sudah kita koordinasikan dengan wali kota. Untuk pasirnya darimana kita kurang tahu, nanti ada kajian arkeologinya," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More