SuaraSurakarta.id - Ratusan manuskrip atau naskah kuno yang berusia ratusan tahun di Perpustakaan Masjid Agung Surakarta dilakukan pemeliharaan secara fisik atau digitalisasi oleh Perpustakaan Nasional.
Pasalnya banyak kondisi manuskrip kuno dengan tulisan Arab dan Jawa yang rusak, seperti robek dan penuh dengan gas keasaman.
"Kondisi awal itu asamnya tinggi. Itu kalau dibiarkan akan merusak kertas dan bisa lapuk, itu jelas sangat disayangkan mengingat ini punya nilai sejarah," ujar pustakawan muda di Perpustakaan Nasional, Cecep Nurjadjanti saat ditemui, Rabu (13/6/2024).
Cecep menjelaskan naskah itu kalau biasanya sudah warna coklat itu pasti asamnya tinggi. Untuk penanganan terlebih diklasifikasi kemudian diredam dengan larutan kimia untuk menghilangkan keasamannya, kalau ada yang sobek diperbaiki.
Setelah diperkuat dengan tisu Jepang, kemudian di laminating dan dikeringkan hingga beberapa jam.
"Setelah kering lalu diurutkan kembali halamannya. Setelah itu baru dijilid ulang," ungkap dia.
Penanganan ini untuk mengantisipasi kerusakan manuskrip-manuskrip kuno. Tidak hanya itu tapi supaya bisa berumur panjang.
"Inikan peninggalan sejarah, sayang kalau sampai rusak. Ini supaya berumur panjang," katanya.
Sementara itu Koordinator Lapangan dari Perpustakaan Nasional, Faisal Husain mengatakan manuskrip kuno ini usianya sudah tua dan akan turun durabilitas atau daya tahan.
Baca Juga: Sejarah Bondo Loemakso: Pegadaian Khusus Sentono dan Abdi Dalem Keraton Solo Tempo Dulu
"Nah, untuk memperbaiki dan menguatkan kembali kita lakukan pelestarian secara fisik," terang dia.
Menurutnya kertas itu salah satu kerusakannya itu karena asam. Sehingga asamnya itu dinetralkan lalu kalau ada yang sobek-sobek diperbaiki dan perkuat juga, serat-serat yang sudah mulai rapuh dikuatkan juga menggunakan tisu Jepang.
"Nanti pada akhirnya akan dijilid kembali dan mengembalikan lagi bentuk primanya. Jadi umurnya bisa diperpanjang lagi," sambungnya.
Selain pelestarian secara fisik, juga dilakukan pelestarian secara informasinya. Di mana manuskrip kuno itu di capture dengan kamera informasi yang ada di dalam bentuk digital.
"Nanti juga bisa dilayangkan bentuk digitalnya kepada masyarakat lewat website. Jadi pelestariannya itu tidak hanya informasi tapi juga fisik dilestarikan," jelas dia.
Faisal mengatakan manuskrip kuno yang dilestarikan ini ada yang usianya hampir 300 tahun. Untuk tulisannya itu ada yang Arab, ada juga tulisan Jawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Terima 1.450 Mahasiswa Asing dari 50 Negara, UIN Raden Mas Said Surakarta Pecahkan Rekor MURI
-
Syahdunya HUT ke-80 RI di Kaki Gunung Merbabu: Drama Kolosal, Cosplay Pahlawan hingga Tari Saman
-
Asyik Mancing di Embung Musuk Boyolali, Bocah 12 Tahun Malah Tewas Tenggelam
-
Pilihan Baru Hyundai Stargazer: Varian Cartenz & Cartenz X Meluncur di Solo Raya
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya