SuaraSurakarta.id - Belakangan ini program study tour tengah menjadi pembicaraan publik. Usulan menghapus kegiatan tersebut pun bergulir usai terjadi kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 orang.
Namun demikiaan, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan bahwa kegiatan widyawisata atau study tour perlu tetap ada untuk meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia.
"Ketika kita memberikan pandangan bahwa perlunya study tour dilarang dan lain sebagainya, kalau sudah seperti itu, bisa menjadikan satu perbedaan pendapat yang bertentangan dengan kebahagiaan yang dicari siswa bersama rekan-rekannya, begitu juga merugikan perkembangan dunia pariwisata," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo dikutip dari ANTARA pada Rabu (15/5/2024).
Ia menegaskan, kegiatan study tour sangat berkaitan dengan kemajuan pariwisata, sehingga dapat saling menopang dengan dunia pendidikan.
"Pemerintah kan menggencarkan mengenai dunia pariwisata, menggencarkan mengendarai angkutan massal, menggencarkan sering berkunjung untuk kuliner dan lain sebagainya, artinya ini semua kan saling menopang," ujarnya.
Menurutnya, melalui aktivitas study tour, bisa meningkatkan perekonomian karena terjadi perputaran uang yang lebih baik.
"Nah, antara pusat uang yang perputarannya banyak, menuju ke pusat perputaran uang yang kurang banyak, sehingga terjadi distribusi perputaran uang lebih baik," ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya sekolah tetap memfasilitasi para siswa untuk kegiatan widyawisata atau study tour dengan pengawasan ketat, karena hal tersebut berkaitan dengan kebahagiaan siswa sekaligus meningkatkan kreativitas mereka.
"Saran dari FSGI terkait study tour, kebahagiaan itu adalah hak anak, dan study tour adalah kegiatan yang menyenangkan, maka fasilitasilah mereka untuk bisa berkreasi melalui study tour, karena itu bagian dari penyegaran," katanya.
Baca Juga: Kenapa Anak Perempuan Lebih Berisiko Terkena Penyakit Lupus Dibanding Laki-laki? Ini Penjelasan Ahli
Heru menegaskan, ketika sekolah memfasilitasi kegiatan widyawisata, perlu ada pengawasan yang ketat, sehingga kecelakaan bus yang menimpa siswa SMK Lingga Kencana Depok tidak terulang kembali.
"Artinya, ketika satu sekolah sudah merencanakan seperti itu, anggarannya sudah jelas, kendaraannya sudah aman, lain sebagainya, maka perlu disampaikan kepada atasan di satuan pendidikan atau kepala sekolahnya agar mengkoordinasikan itu, dan menyampaikan rekomendasi kepada suku dinas terkait, sehingga menjadi perhatian," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kuasa Hukum Tersangka Dugaan Korupsi Drainase Stadion Manahan Ajukan Pra Peradilan
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
Polisi Absen Lagi, Sidang Gugatan Citizen Lawsuit Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Ditunda
-
Mantan Pejabat Pemkot Terseret Kasus Korupsi, Wali Kota Solo Wanti-wanti ASN
-
Diduga Korupsi Proyek Drainase Kawasan Stadion Manahan, Eks Pejabat PUPR Tersangka