Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 19 Maret 2024 | 19:17 WIB
Para penyandang tuna netra saat tadarus al quran bersama. [Suara.com/Ari Welianto]

"Kalau belajar huruf braille dasar itu sejak kelas 1 SD, usia 8 tahun. Belajar braille arab itu kelas 3 SD," lanjutnya.

Achmad sebelum di sekolah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo di SLB Kebumen. Terus masuk ke sini tahun 2021 kemarin.

Ia pun memaknai bulan ramadan ini karena bulan yang istimewa, jadi semuanya itu istimewa. 

"Jadi perlakukan ramadan dengan istimewa apapun kegiatan kita, apapun perasaan kita dan apapun segala yang kita kerjakan diniatkan lillahi ta'ala," sambung dia.

Baca Juga: Dari Lapangan Hijau ke Jalanan: Selebrasi Juara Persis Solo U-20 Berbalut Kepedulian di Bulan Ramadan

Sementara itu pengajar Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo, Sartono mengatakan tadarus bersama ini dimulai sejak awal ramadan. Ada juga yang tadarus sendiri, ada juga yang belajar dengan teman yang lain karena memang pemula.

"Sudah mulai sejak awal ramadan kemarin dan rutin setiap hari, tidak hanya di bulan ramadan juga. Ada juga yang baru belajar, biasanya yang sudah bisa mengajari yang belum bisa," terangnya.

Menurutnya ada sekitar 35 orang yang biasa tadarus bersama-sama. Mereka pun sangat antusias sekali untuk belajar al quran.

"Alhamdulillah, untuk antusias mereka sangat suka. Karena juga termotivasi berbagai pihak, baik dari lingkungan atau dari segi nilai-nilai pahala yang mungkin berlipat ganda pads bulan ramadan," papar dia.

Suranto menambahkan ada kendala untuk mengajarkan mereka baca al quran. Jadi bagaimana membangkitkan semangat agar mereka suka.

Baca Juga: Ini Hukum Mencicipi Makanan Saat Berpuasa, Batal atau Tidak?

"Ini kita butuh komunikasi baik secara kelompok atau individu. Kita tidak ada target, disesuaikan dengan kemampuan anak, disesuaikan kondisi juga sehingga mereka belajar ngaji betul-betul diambil dari hati, keikhlasan dan kerelaan," tandas dia.

"Motivasi terus menerus kita lakukan. Tapi pelaksanaan nanti betul-betul biar mendapatkan hidayah tidak gara-gara dari pembimbing tidak ada paksaan tapi betul-betul kesadaran diri," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More