SuaraSurakarta.id - Melatih anak berpuasa bisa menjadi kewajiban orang tua. Hal itu tentu harus menggunakan cara agar anak mau menjalankannya.
Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menyampaikan terdapat sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk melatih anak-anak untuk mulai berpuasa, di antaranya dengan memberikan pemahaman terkait makna puasa.
"Cara mempersiapkan anak berpuasa adalah dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak kita mengapa puasa itu harus dilakukan. Pemahaman pada anak akan terjadi bukan dengan menasehati atau mendoktrin," kata Novi dikutip dari ANTARA Jumat (8/3/2024).
Ia menjelaskan, anak-anak perlu diberikan pemahaman terkait makna puasa, berikut dengan keutamaan serta manfaat jika melakukan puasa, termasuk beberapa manfaat seperti kesehatan, mengendalikan diri, dan lainnya.
Baca Juga: Program Menurunkan Berat Badan Saat Ibadah Puasa, Dokter Sarankan Konsumsi Ini
Selain itu, anak-anak diarahkan ke kesadaran bahwa momentum puasa di bulan suci Ramadan juga bermanfaat bagi orang lain, misalnya belajar melakukan kebaikan-kebaikan sederhana dengan bersedekah.
Selanjutnya, orang tua diimbau untuk membuka dialog dengan putra-putrinya guna membahas kesepakatan apakah mereka ingin mencoba puasa bersama-sama.
Hingga kesepakatan terkait waktu berpuasa, apakah berpuasa penuh, setengah hari, atau yang lainnya.
"Ketika kesepakatan sudah terjalin, buat semacam perayaan sederhana dalam menyambut Ramadhan agar anak-anak merasa bahwa momentum ini adalah momentum yang menantang untuk dicoba," ujarnya.
Lebih lanjut Novi menyampaikan, orang tua dapat meminta pendapat atau kesan-kesan setelah anak-anak melakukan puasa.
Baca Juga: Dimulai Besok, Ini Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Februari 2024
Menurut dia, anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa diberikan ruang untuk merefleksikan pengalaman mereka, misalnya dengan menanyakan kapan waktu terberat bagi mereka, bagaimana mereka bisa melalui, apa yang mereka rasakan, lalu apakah ada hal luar biasa yang terjadi pada mereka.
"Dari situ mereka akan merasa bahwa berpuasa memberi makna bukan hanya pada dirinya juga orang lain," katanya.
Ia menambahkan, orang tua juga disarankan untuk melatih anak-anak berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing agar kesehatannya tetap terjaga.
"Sebenarnya kan ada kaidah agamanya bahwa yang berpuasa penuh adalah yang Akil Baligh. Bagi anak-anak sifatnya belum wajib karena sedang belajar, apalagi kondisi kesehatannya sangat membutuhkan asupan air dan lain-lain," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi
-
Pilih Salat Ied di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Wapres Gibran Kurban Sapi Berat 1 Ton