SuaraSurakarta.id - Warga Kampung Menggungan, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali menggelar aksi penutupan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman.
Mereka protes dengan memasang sejumlah spanduk penolakan. Mereka berjalan dari pemukiman yang berjarak 200 meter hingga lokasi TPS tersebut.
Sampai di lokasi, warga memasang spanduk bertuliskan 'Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Telah Ditutup Oleh Warga Selamanya'.
"Ini aksi penutupan TPS selamanya oleh warga," terang perwakilan warga Kampung Menggungan RT 04 RW 03 Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Danang Catur saat ditemui, Selasa (5/3/2024).
Aksi protes yang dilakukan warga ini bukan yang pertama kalinya, tapi sudah ketiga kalinya. Pertama itu tahun 2022 lalu dan sudah ditutup, selanjutnya sebelum Pemilu tahun 2023 kemarin kemudian hari ini.
"Yang pertama kita demo selesai dan kondisi TPS bersih. Kedua dibantu oleh aparat dibersihkan, tapi ini muncul lagi dan tidak diselesaikan dengan baik," ungkap dia.
Saat awal di demo itu, janjinya dari Pemerintah Desa (Pemdes) Sawahan mau edukasi, sosialisasi ke warga. Mau ada program dengan pengelolaan yang baik tapi ternyata tidak ada.
"Dari sejak itu pelan-pelan dipakai buat buang sampah lagi sampai akhirnya menumpuk lagi seperti sekarang. Itu katanya mau dibangun TPS 3R yang dikelola BUMDes, tapi tidak jalan dan sampah menumpuk," katanya.
TPS tersebut berdiri tahun 2021 lalu, tapi hingga cukup lama sampah tidak diambil. Kalaupun pernah diambil hanya diambil lima truk saja setelah itu tidak pernah lagi.
Baca Juga: Hasil Survei Indikator: 60 Persen Masyarakat Percaya Pemilu Bebas Intervensi Pemerintah
"Dibangun tahun 2021 lalu, tapi sampahnya menumpuk seperti gunung. Sempat tidak dipakai lagi gara-gara diprotes warga tapi malah dipakai lagi, warga sudah protes itu sejak 2021 lalu," imbuh dia.
Dampak adanya TPS itu, lanjut dia, menimbulkan bau tidak sedap atau menyengat. Bahkan hingga berserakan ke jalan kampung dan sungai kecil yang dipakai buat pengairan persawahan ikut tercemar.
"Baunya itu menyengat, jarak antara TPS dan pemukiman itu hanya 300 meter. Ada juga warga yang kena diare cukup lama terus perutnya sakit. Secara ekonomis harga tanah, orang akan membeli dan lihat ada TPS pasti akan mempertimbangkan membeli," paparnya.
Sementara itu Camat Ngemplak, Ari Wahyu Prabowo mengatakan memang tadi ada penutupan TPS oleh warga.
Permasalahan sampah di Desa Sawahan memang sudah cukup lama, dulu juga pernah di demo warga.
"Pagi tadi saya sudah ke lokasi ketemu sama warga dan pengelola TPS. Intinya semua aspirasi, saran, dan masukan dari warga kita terima," sambung dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
Jelang Kongres, Satpol PP Copot Ratusan Bendera PSI di Solo, Ada Apa?
-
Memanas! Penggugat Wanprestasi Mobil Esemka Pertanyakan Bukti Video PT SMK
-
Babak Baru Kasus Mobil Esemka: PT SMK Hadirkan Bukti Video Pabrik, Tolak Pemeriksaan Setempat
-
Pecah Kepadatan Arus, Ribuan Polisi Siaga Kongres PSI di Solo Akhir Pekan Ini
-
Dua Hari Hilang, Bocah Asal Jatipuro Karanganyar Ditemukan Meninggal di Sungai