Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 03 Januari 2024 | 18:34 WIB
Ndalem Sasono Mulyo Keraton Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Ndalem Sasono Mulyo merupakan salah satu bangunan yang ada di Keraton Solo.

Bangunan ini memiliki nilai sejarah tinggi sejak awal dibangun tahun 1811 sampai dengan perkembangan zaman.

Sasono Mulyo, yang dulu bernama Ndalem Ngabean ini dibangun oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) IV (1788-1820) untuk tempat tinggalnya putranya Pangeran Hangabehi. Nantinya putra dalem PB IV tersebut menjadi raja Keraton Kasunanan Surakarta, yakni PB VIII

"Ini dibangun tahun 1811 oleh PB IV. Pernah dipakai untuk putra dalem, yang nantinya menjadi PB VIII," terang Pemerhati Sejarah dan Budaya, KRMAP Nuky Mahendranata Adiningrat saat ditemui, Rabu (3/1/2024).

Baca Juga: Sasana Mulyo Hampir Roboh, Keraton Solo Lakukan Penanganan Darurat lewat Dana Patungan

Kanjeng Nuky menjelaskan PB IV itu mempunyai tiga putra yang menjadi raja, yakni PB V, PB VII, dan PB VIII. PB VIII diangkat menjadi raja keraton itu pada 1858 hingga 1861.

"Jadi kalau dari segi kesejarahannya semua ndalem pangeran itu mempunyai cerita yang cukup penting. Sasono Mulyo pernah juga ditempati PB XI (1939-1945) sebelum menjadi raja," ungkap dia.

Dulu memang setiap putra raja itu dibangunkan rumah untuk tempat tinggal. Ketika PB IV membangun itu, tidak tahu kalau nantinya anaknya menjadi raja (PB VIII).

"Dulu PB IV hanya bermimpi melihat bulan itu tiga. Ada yang mengatakan bahwa putranya nanti tiga itu menjadi raja," ceritanya.

Banyak sejarah dan cerita setelah masa kemerdekaan Indonesia di Sasono Mulyo itu. Selain pernah menjadi tempat tinggal putra dalem yang kemudian menjadi raja.

Baca Juga: Kondisi Miris Sasana Mulyo Keraton Solo, Disangga Belasan Bambu dan Rawan Roboh

Sasono Mulyo pernah juga dipakai penampungan tahanan politik. Itu terjadi pada masa kemerdekaan Indonesia sekitar tahun 1965-1967.

Load More