Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 02 Januari 2024 | 16:28 WIB
Para pekerja sedang menurunkan genteng di Sasana Mulyo Keraton Solo, Selasa (2/1/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau keraton Solo melakukan indentifikasi kerusakan Sasana Mulyo, Selasa (2/1/2024).

Dari pantauan Suara.com di lapangan, sejumlah pekerja tengah menurunkan genteng dan kerpus (penyangga usuk). Penurunan ini untuk mengurangi beban agar tidak roboh, ini juga sambil mengecek tingkat kerusakannya.

Karena usuk di atas sudah lepas dan sudah tidak berpegangan. Yang di bagian bawah juga. 

"Ini identifikasi kerusakan dulu. Kita turunkan dulu genteng termasuk kerpus mengurangi beban," terang kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi saat ditemui di Sasana Mulyo, Selasa (2/1/2024).

Baca Juga: Menggelorakan Pemilu 2024 Berjalan Damai dari Sasana Sewaka Keraton Solo

Eddy menjelaskan dicek juga kayu-kayu mana yang rusak lalu usuk dan rek juga ikut dicek. Karena kalau dilihat kayu-kayunya sudah rusak.

Setelah dicek kerusakannya nanti akan dihitung kalau dikembalikan lagi dengan genteng kuat atau tidak.

"Kalau nanti tidak kuat mungkin bisa diganti dengan yang lebih ringan yakni sirap. Kalau diganti sirap anggarannya habis berapa, jadi hari dihitung semua," katanya.

"Anggaran untuk perbaikan yang dibutuhkan berapa belum bisa dipastikan. Karena belum tahu seberapa kerusakannya, terutama kayu-kayu yang besar," lanjut Eddy.

Menurutnya saat ini tim teknis sedang bekerja dengan mengecek kerusakannya seperti apa. Tim teknis ini juga mengestimasi anggaran untuk memperbaiki kerusakan-kerusakannya.

Baca Juga: Rugi Rp 8 Miliar, EO Gebyar UMKM di Alun-alun Keraton Solo Terkatung-katung Gagal Temui Gibran

"Kita punya tenaga ahli, tentu kita akan konsultasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Karena saya bertahun-tahun melakukan seperti ini didampingi tim cagar budaya," ungkap dia.

Eddy mengakui mau tidak mau Sasana Mulyo ini harus diperbaiki. Kerusakan ini sudah dilaporkan ke stakeholder terkait seperti BPCB, dulu pernah diusulkan agar Sasana Mulyo ini jadi bagian penting untuk direvitalisasi.

"Mau tidak mau harus diperbaiki, karena ini merupakan bagian yang penting. Saya sudah menugaskan tim teknis dan administratif untuk membuat laporan serta koordinasi dengan lintas stakeholder karena statusnya ini cagar budaya nasional," paparnya.

Seperti diketahui Sasana Mulyo mengalami kerusakan cukup parah dan nyaris roboh. Untuk mengantisipasi agar roboh, disangga belasan bambu.

Bagian atap sempat jatuh saah hujan deras disertai angin kencang sekitar 10 hari lalu. Saat kejadian terdengar suara cukup keras. 

"Kondisinya itu membahayakan dan nyaris roboh, khawatir serta deg-degan saat hujan deras turun. Kita langsung penyangga pakai bambu untuk menahan biar tidak roboh, karena kalau sampai roboh akan merembet ke yang lainnya," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More