SuaraSurakarta.id - Masa pengkhianatan dan kehancuran Kerajaan Pajang bermula dari keberhasilan sahabat-sahabat Jaka Tingkir dalam misi pembunuhan Arya Penangsang.
Misi tersebut diikuti oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, Ki Juru Martani, dan Danang Sutawijaya yang merupakan anak kandung Ki Ageng Pemanahan sekaligus anak angkat Jaka Tingkir.
Sebagai hadiah atas kesuksesan misi tersebut, Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir memberikan tanah perdikan kepada Ki Penjawi di daerah Pati, sementara Ki Ageng Pemanahan diberikan tanah di Mataram. Tanah perdikan di Mataram itu pun kemudian menjadi Kadipaten yang berpusat di Kotagede, Yogyakarta.
Pada tahun 1584, Ki Ageng Pemanahan wafat. Kepemimpinan Kadipaten Mataram pun diberikan kepada putranya, yakni Danang Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati. Pada masa kepemimpinan Panembahan Senopati di Mataram, pemberontakan kepada Pajang pun mulai dilakukan.
Baca Juga: Disiapkan Bekal Matang, 208 Wisudawan STTW Surakarta Siap Terjun ke Dunia Kerja
Pemberontakan Pajang hingga Tewasnya Jaka Tingkir
Panembahan Senopati mencegah upeti dari Kedu dan Bagelen yang seharusnya untuk Kerajaan Pajang agar diberikan kepada Mataram. Bahkan, Panembahan Senopati kemudian mengembangkan Kadipaten Mataram menjadi Kerajaan.
Hal itulah yang membuat Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir marah dan kemudian mengirim pasukan ke Mataram. Namun, konflik dengan anak angkatnya itu tak berlangsung lama, karena pasukan Pajang tersebut ditarik mundur akibat letusan gunung merapi.
Pada tahun 1586, Panembahan Senopati pun memproklamirkan berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Setahun kemudian, Jaka Tingkir meninggal dunia karena sakit. Namun, Babad Tanah Jawi menceritakan bahwa Jaka Tingkir meninggal karena dibunuh oleh Jin Juru Taman, pengikut Panembahan Senopati.
Jin tersebut dikisahkan memukul dada Jaka Tingkir hingga terjatuh dan akhirnya wafat. Sejak saat itu, Kerajaan Mataram semakin besar. Sementara, Kerajaan Pajang dipimpin oleh menantu Jaka Tingkir, yakni Arya Pangiri. Namun, putra Jaka Tingkir, Pangeran Benowo tak terima hanya dijadikan sebagai Adipati.
Lantaran hal itu, Pangeran Benowo bersekutu dengan Panembahan Senopati dan berhasil mengalahkan Arya Pangiri serta merebut Pajang pada 1588. Sejak saat itu, Pajang dipimpin oleh Pangeran Benowo, putra Jaka Tingkir. Namun, kedudukannya berada di bawah Mataram.
Berita Terkait
-
Kekecewaan Mendalam Sang Putra Mahkota: 'Nyesel Gabung Republik'
-
Rekam Jejak Bos Sritex Iwan Kurniawan: Berpengalaman 20 Tahun di Tekstil, Menangis Harus Tutup Pabrik
-
Muak dengan Skandal Minyak Pertamina, Putra Mahkota Solo Sampai Nyesel Gabung RI
-
Celine Evangelista Keturunan Mana? Terima Gelar Bangsawan dari Keraton Surakarta
-
Ini Makna Gelar Bangsawan Celine Evangelista yang Diberikan Keraton Surakarta
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Arus Mudik di Solo Lancar, Operasi Ketupat Candi Diapresiasi Warga
-
Momen Warga Padati Rumah Jokowi: Antrean Mengular dan Ditemui Langsung Mantan Presiden
-
Dhawuh Dalem Paku Buwono XIII, Garebeg Pasa Keraton Solo Berlangsung Khidmat
-
Jokowi Kumpul Bareng Keluarga di Solo, Kahiyang Ayu-Bobby Nasution Tak Tampak
-
Gibran Apresiasi Langkah Didit Prabowo Kumpulkan Anak Presiden, Giliran Orang Tua Bertemu?