SuaraSurakarta.id - Dugaan kriminalisasi pengusaha asal Solo sekaligus bos PT Eksploitasi Energi Indonesia (EEI), Andri Cahyadi mendapat perhatian serius dari Komisi Yudisial.
Mereka mendatangi langsung sidang kasus yang tengah bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Komisi pengawas para hakim tersebut, mendatangi sidang lanjutan dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan dengan agenda pembelaan (pleidoi) para terdakwa yang diwakili tim penasihat hukumnya.
Pokok pembelaan yang disampaikan pengacara terdakwa dihadapan majelis hakim pada intinya tidak terjadi peristiwa pidana seperti yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Kuasa hukum para terdakwa, M Fadli Aziz SH, MH memohon, agar membebaskan kliennya lantaran secara jelas berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi bahwa perkara yang disidangkan ini bukan perkara pidana.
Namun perkara perjanjian bisnis batubara antara saksi korban sebagai pemilik perusahaan, yakni H Sarie dengan perusahaan terdakwa.
"Berdasar bukti dan keterangan ahli, klien kami tidak terbukti. Ini kasus perdata, namun ditarik ke ranah pidana," tandas Fadli saat dikonfirmasi, Sabtu (18/11/2023).
Menurutnya, sesuai perjanjian yang dibuat kedua belah pihak,sangat jelas munculnya hutang piutang dan diakui belum sepenuhnya bisa dibayarkan dan masih tercatat sebagai hutang usaha di perusahaan para terdakwa.
Serta, sudah adanya Putusan Pengadilan dalam perkara perdata.
Baca Juga: Korban Dugaan Penipuan PT Sinarmas Temui Mahfud MD, Kasus Disebut Penuhi Unsur Pidana
"Perkara ini murni ranah perdata yaitu wanprestasi, hal ini juga berdasarkan penjelasan para saksi ahli yang dihadirkan dalam sidang sebelumnya," jelasnya.
Pantauan sidang, Komisi Yudisial 'turun gunung' karena adanya kabar para terdakwa mendapat perlakuan kriminalisasi sehingga ramai diberitakan oleh berbagai awak media.
Sidang yang dipantau oleh KY itu juga dihadiri puluhan perwakilan karyawan para terdakwa.
Para karyawan yang memakai kaus berwarna putih bertuliskan 'Tolak Kriminalisasi' berharap, majelis hakim dapat memutuskan dengan seadil-adilnya lantaran ini merupakan bisnis dan masih tercatat di perusahaan sebagai hutang yang belum terbayar kepada perusahaan milik H Sarie.
"Bayangkan bagaimana nasib kami dan keluarga kami para karyawan jika seluruh pimpinan kantor dijebloskan ke penjara," ungkap Saut Pebrinugraha, yang merupakan perwakilan karyawan terdakwa.
Berdasar informasi, terdakwa Andri Cahyadi dan tiga terdakwa lain yang masih satu keluarga setelah ditahan oleh Kejaksaan Negeri Banjarbaru, tepatnya pada tanggal 12-09-2023, satu hari kemudian langsung dilimpahkan ke PN Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Kejanggalan dan rasa ketidakadilan diungkap para terdakwa yakni beberapa tahanan yang sudah lama ditahan di Lapas oleh pihak kejaksaan, namun tidak segera disidangkan di PN Banjarbaru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
Terkini
-
Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp10,3 Triliun, Karanganyar Tertinggi
-
Menggebrak Ekonomi Lokal: 2.100 Pelari Siksorogo Ring of Lawu Ramaikan Tawangmangu
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!