Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 12 Agustus 2023 | 17:56 WIB
Ilustrasi-aplikasi pinjaman online melalui smartphone. Menkopolhukam Mahfud MD ikut mengomentari masalah mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta yang diminta daftar pinjaman online (pinjol). [ANTARA]

SuaraSurakarta.id - Menkopolhukam Mahfud MD ikut mengomentari masalah mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta yang diminta daftar pinjaman online (pinjol).

Mahfud menyebut bahwa saat ini merupakan kemajuan era digital. Karena jika tidak menguasai itu maka tidak paham dan bisa terjerumus.

"Yang kena pinjol itu karena tidak paham," terang dia saat orasi kebangsaan di Kesyukuran 41 Tahun PPMI Assalam Sukoharjo, Sabtu (12/8/2023).

Mahfud menjelaskan orang perlu pinjaman uang kontan, tepat, murah lalu buka aplikasi kalau setuju tulis iya. Berapa uang yang mau pinjam sekian juta langsung iya. 

Baca Juga: Maba UIN Surakarta Diminta Daftar Pinjol, Panitia PBAK Terancam DO

Ada bunga setiap bulan sekian terus kalau per hari sekian. Setiap keterlambatan dendanya sekian, setuju lalu ditulis iya.

"Itu sesudah uang terkirim berbunga dari Rp 200 ribu bisa menjadi Rp 50 juta. Kan karena digital," ungkap dia.

Menurutnya kasus ini yang terjadi di Surakarta, di mana ada masalah pinjol di mahasiswa. 

"Itu yang sedang ramai di televisi dua hari ini. Mahasiswa di makan pinjol semua. Sampai panitianya mau dipecat sama rektornya, karena mengadakan Posma yang bekerjasama dengan perusahaan pinjaman online, maka semua mahasiswa harus pinjam," paparnya.

Mahfud mengatakan itu karena bodoh. Karena tidak bisa mengikuti era digitalisasi.

Baca Juga: Hukuman Mati Diubah Seumur Hidup, Apakah Ferdy Sambo Akan Dapat Remisi?

"Oleh sebab itu kedepannya teknologi informasi itu tidak dihindarkan. Itu kalau ingin mengantar Indonesia ke masa depan, ke Indonesia emas," jelas dia.

Ke depan, lanjut dia, tidak bisa menghindar dari kemajuan teknologi. Karena semuanya serba digital, bahkan alat persenjataan pun dan kehidupan sehari-hari sekarang sudah dikendalikan oleh digital.

"Dulu kalau saya ingin makan harus ke warung naik sepeda motor. Sekarang tinggal buka HP saja, alamatnya di mana, nomor teleponnya berapa, saya minta paket ini sekian, lalu kirim dan ada jawaban tunggu dalam sekian menit makanan akan sampai, sudah selesai," ujarnya.

"Semuanya sekarang itu sudah digital. Mau naik ojek, online. Tadi saya juga naik mobil listrik buatan santri Assalam. Kedepan akan seperti itu dan akan berkembang pesat," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More