SuaraSurakarta.id - KGPAA Mangkunegara X atau GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menanggapi masalah Pendopo Dalem Tumenggungan yang sudah rata dengan tanah.
KGPAA Mangkunegara X mengatakan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan memantau kondisinya saat ini.
"Nanti rencana akan kami pantau lagi. Mungkin nanti bersama Mas Wali dan Pemkot, bagaimana kondisinya saat ini dan mungkin nanti kira-kira seperti apa, nanti kita pantau," terang dia saat ditemui usai bertemu Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Kamis (12/1/2023).
Gusti Bhre mengatakan untuk pengelolaan aset bukan lagi di Pura Mangkunegaran tapi sudah pihak lain. Makanya ini harus dipantau lagi seperti apa kondisinya.
"Pengelolaan sudah dari pihak lain dan ini harus kita pantau," katanya.
Ketika ditanya apakah nanti dari Pura Mangkunegaran bisa mengintervensi lagi Dalem Tumenggungan. Mengingat kawasan tersebut sudah masuk sebagai cagar budaya, Gusti Bhre belum bis memastikan.
"Kalau itu harus kita bahas lebih lanjut lagi. Baik dengan Pemkot atau BPCB, nanti kita pantau dulu lah," ungkap dia.
Gusti Bhre mengakui belum bisa berbicara terlalu banyak mengenai masalah ini sekarang. Karena kejadiannya itu baru saja terjadi.
"Saya baru saja tahu dan lihat di berita. Jadi kita pantau dulu, bagaimana sikap atau apapun itu nanti kita lihat setelah situasi dari kami jelas dulu," paparnya.
Nanti akan dilihat dari sisi cagar budaya seperti apa. Itu nanti lah situasinya dipantau dulu seperti apa, setelah itu baru dibicarakan lagi.
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan telah berkomunikasi dengan pemilik lahan. Dikatakannya jika pemilik lahan meminta izin untuk melakukan revitalisasi.
"Kita tidak bisa usah menyalahkan siapa-siapa dulu. Kita tunggu laporan dari dinas," tandas dia.
Sekadar informasi, di kawasan tersebut dulu sempat terdapat Taman Kanak-kanak (TK) Taman Putro yang merupakan TK tertua di Kota Solo. TK tersebut berdiri pada 1943 dan tetap eksis sampai 2014.
Selain itu, dulu juga sebagai lokasi pertama tempat didirikannya radio amatir milik pribumi pertama yang ada di Indonesia oleh KGPAA Mangkunegoro VII dan koleganya pada 1 April 1933 bernama Solo Radio Vereening (SRV).
SRV mulai mengudara pada 5 Januari 1934 sebelum akhirnya surut saat Jepang menduduki Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan
-
Ini Pengakuan Tersangka Pelecehan Seksual Anak Dibawah Umur
-
8 Anak Dibawah Umur di Solo Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya, Ini Kronologinya
-
Ditunjuk Jadi Plt DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Siap Menjalankan Sebaik Mungkin