Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 05 Januari 2023 | 15:29 WIB
Sejumlah prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dari Lembaga Dewan Adat melakukan atraksi kirab di kawasan keraton setempat, Solo, Jawa Tengah, Minggu (26/6/2022). [ANTARA FOTO/Maulana Surya]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan tidak ada iming-iming saat mengundang dan mengumpulkan dua kubu di Keraton Kasunanan Surakarta yang berkonflik di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023).

"Saya tidak pernah mengiming-imingi apa-apa. Saya kan tidak punya kepentingan apa-apa," ujar Gibran saat ditemui, Kamis (5/1/2023).

Gibran menjelaskan, jika keraton merupakan salah satu icon di Kota Solo dan bisa kembali terangkat. 

Pada pertemuan kemarin, Gibran sudah menjelaskan 16 titik prioritas pembangunan di Kota Solo kedepannya.  Tapi dari 16 titik prioritas pembangunan itu tidak ada Keraton Kasunanan Surakarta.

Baca Juga: Gibran Anak Jokowi Unggah Foto Anies di Selokan, Tambah Daftar Panjang Kontroversi

"Itu tak jelaskan ke Sinuhun, Gusti Ratu, Gusti Moeng dan gusti-gusti yang lain. Kenapa, karena saya tidak diberi kesempatan untuk menyentuh, wes itu tok dan saya tidak pernah mengiming-imingi apa-apa atau menjanjikan sesuatu tidak," paparnya.

"Tapi kalau saya diberi kesempatan, dikasih perintah langsung dari Sinuhun. Saya siap bergerak, itu tok dan sesimpel itu. Ya, sedih juga kita tidak bisa membangun," jelas dia.

Gibran menjelaskan, kalau itu sudah pasti akan dimasukan menjadi 17 titik prioritas pembangunan. 

"Nek wes pasti tak leboke jadi 17 titik prioritas. Harus genap 20 titik prioritas, bertahap dan ditunggu saja," terangnya. 

Sejak awal menjawab sebagai Wali Kota, penataan keraton sudah menjadi target. Karena keraton itu merupakan aset terbesar masyarakat Solo. 

Baca Juga: 8 Potret Gibran Rakabuming Kenakan Kalung Botol Minuman Kekinian, Dukung Gerainya Berkembang di Kota Solo?

"Pasti sejak awal menjabat keraton memang jadi perhatian. Itu aset terbesarnya warga Solo," ungkapnya.

Gibran ingin penataan keraton itu harus besar, ada grand desain atau master plan yang besar. Karena kalau hanya perbaikan-perbaikan kecil tidak terlihat dan tidak bisa dirasakan banyak orang.

"Seperti Mangkunegaran, punya master plan, punya grand desain yang sudah dimatangkan. Makanya muncul taman pracima, pendopo dipercantik dan ada titik-titik lain yang akan kita sentuh," sambung dia.

"Saya penginnya seperti itu, kemarin itu yang saya jelaskan. Kalau masalah internal, saya bukan siapa-siapa dan tidak bisa intervensi. Yang bisa menyelesaikan itu dari keluarga sendiri, saya kan bukan keluarga, bukan darah biru," paparnya.

Gibran mengatakan dengan keadaan keraton yang sekarang ini, orang masih berminat ke museum keraton dan melihat kemegahan keraton.

Apalagi nanti kalau sudah direvitalisasi, sudah dipercantik pasti akan tambah ramai lagi pengunjung yang datang. 

"Kemarin itu semuanya sudah sangat kooperatif sekali, dari kedua kubu dan semua kubu pun sudah melunak. Setuju dengan apa yang kita tawarkan," jelas Gibran.

Kontributor : Ari Welianto

Load More