SuaraSurakarta.id - Dalam beberapa hari terakhir, muncul kabar jika Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo disatroni maling.
Bahkan informasinya, ini sudah kedua kalinya dalam waktu dua minggu terakhir ada maling yang masuk ke dalam Keraton Kasunanan Surakarta.
Meski demikian, pegiat sejarah RM Surodjo, menilai jika musibah kemalingan itu membawa berkah bagi keluarga besar Keraton Kasunanan.
Menurutnya, ada gambaran semua pihak yang lebih mengedepankan kenyamanan dan keamanan di lingkungan keraton secara bersama.
"Saya sudah tiga malam ini memantau perkembangan keraton. Ternyata dengan adanya kejadian atau informasi mengenai maling itumembawa dampak baik kepada keluarga keraton. Maka saat ini istilahnya musibah membawah hikmah," ungkap Surodjo kepada Suarasurakarta.id, Rabu (21/12/2022).
Dengan adanya kasus itu, Surodjo menilai dua kubu Keraton Kasunanan yakni Lembaga Dewan Adat (LDA) yang diketuai GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng dan Sinuhun PB XIII sama-sama peduli dan ikut menjaga kemanan keraton.
"Maka dari itu, sekarang keraton dijadikan tempat kegiatan seperti sediakala oleh Gusti Moeng dan para sentono. Penjagaan dilakukan 24 jam oleh seluruh abdi dalem maupun masyarakat pendukung adat," jelasnya.
Surodjo menyebut, isu kemalingan itu bisa menjadi momentum awal, untuk menjalin kebersamaan kedua keluarga.
"Nantinya kegiatan istiadat bisa terlaksana dan kegiatan keraton bisa dilaksanakan oleh seluruh komponen keluarga. Sekarang keraton yang pertama sudah mulai berfungsi, tertata lagi dan dibersihkan. Kedua dari segi keamanan sudah mulai terjamin," tambah Surodjo.
Selain itu, dirinya juga berpendapat bahwa keraton itu adalah peninggalan dinasti yang merupakan tanggung jawab bersama, baik keluarga keraton, pemerintah, dan aparat keamanannya.
"Maka, tidak hanya tanggung jawab salah satu kelompok ataupun keluarga saja, tapi seluruh keluarga, abdi dalem keraton lain yang didukung aparat kepolisian," tegasnya.
Namun demikian, lanjut dia, jika ada permasalahan lagi, seyogyanya aparat penegak hukum, pemerintah untuk memediasi dengan cara hukum adat.
"Aparat keamanan hanya menjaga situasi kondusif. Sementara pemerintah hanya memfasilitasi agar dialog tercapai dengan kebersamaan tidak ada konflik lagi," ujar Surodjo.
Kontributor : Budi Kusumo
Tag
Berita Terkait
-
Luhut Bikin Geger Lagi, KPK OTT Maling Uang Rakyat Jelek untuk NKRI, Kalau Mau Bersih dari Koruptor: Di Surga lah Kau
-
Dua Kubu di Keraton Solo Latihan Tari Sangkral Badhaya Ketawang Jelang Upacara Kenaikan Tahta, Siapa yang Sah?
-
Amuk Massa di Jatimulya Bekasi Tewaskan Pelaku Pencurian Mobil, Saksi Ungkap Kronologis Kejadian
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga
-
Wali Kota Solo Silaturahmi ke Habib Alwi Masjid Riyadh, Perkuat Sinergi Umaro dan Ulama
-
Momen Hari Batik di Solo: Bentangan Kain Batik Terbesar Berukuran 20 x 7 Meter