SuaraSurakarta.id - Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK menyarankan keluarga membiasakan makan bersama setidaknya sekali dalam sehari dengan nutrisi seimbang guna mendorong pola makan sehat.
"Hal ini dapat menjadi sarana bagi anak-anak untuk melihat orang tua sebagai contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat," ujar Dokter Juwita dikutip dari ANTARA Rabu (5/10/2022).
Juwita yang menamatkan gelar magister ilmu gizi dan spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, penerapan pola makan sehat dapat mencegah timbulnya penyakit, terutama penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lainnya.
Selain itu, pola makan yang sehat juga dapat meningkatkan kesehatan, menjaga kebugaran dan meningkatkan produktivitas seseorang.
Baca Juga: 4 Tips Menolak Ajakan Makan Bersama Secara Halus, Pura-pura Sibuk!
Menurut Juwalita, agar keluarga sebagai lingkup sosial terkecil masyarakat dapat menerapkan pola makan sehat, maka perlu edukasi kepada orangtua sebagai penyedia atau pengatur menu makanan di rumah.
"Selain itu, orangtua juga berperan sebagai role model bagi anak-anaknya dalam menerapkan pola hidup sehat," kata dia.
Cara yang bisa dilakukan untuk memberikan edukasi pola hidup sehat kepada orangtua dapat dimulai dari pendidikan pranikah yang membahas pendidikan gizi keluarga. Edukasi juga dapat diberikan melalui informasi di televisi maupun media sosial dengan bahasa yang mudah dimengerti.
"Selain kepada orangtua, topik hidup sehat dan pola makan sehat sebaiknya juga masuk ke dalam kurikulum pada setiap jenjang pendidikan anak," tutur Juwalita.
Berkaca pada pandemi COVID-19 yang sudah melanda hampir tiga tahun terakhir, Juwalita mencatat masyarakat saat ini lebih sadar untuk memasukkan nutrisi penting ke dalam diet harian.
Baca Juga: 4 Tips Makan Bersama Klien Biar Urusan Deal, Patuhi Table Manner!
Tetapi, sayangnya, sebagian besar mereka hanya mengonsumsi nutrisi dalam bentuk suplemen dan tidak diikuti dengan pola makan yang lebih baik.
Hal ini terlihat dari semakin tingginya angka masyarakat yang mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan. Kondisi ini juga didorong oleh kebiasaan berkirim makanan dan kemudahan memesan makanan secara daring.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi