SuaraSurakarta.id - Sebanyak 250 peserta dari beragam latar belakang – mulai dari petani, penggiling padi, pelaku usaha, sektor swasta, startup, akademisi, pemerintah, hingga konsumen hadir dalam Forum on Indonesia Sustainable Rice (FISR) 2025 di Kota Solo, Selasa (28/7/2025).
FISR mendorong adanya kolaborasi dalam mewujudkan sistem perberasan yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi karbon di Indonesia.
Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional (BPN) Andriko Noto Susanto mengatakan Indonesia saat ini mengkonsumsi beras 92 kilo per kapita pertahun.
"Jadi setiap orang makan hampir 1 kuintal beras setiap tahun," terangnya, Selasa (28/7/2024).
Andriko menjelaskan bahwa beras menjadi makanan pokok penduduk Indonesia. Selain beras penduduk Indonesia juga mengkonsumi terigu dan itu cukup besar juga.
"Kita itu memakan terigu hampir 14 kilo perkapita pertahun," kata dia.
Menurutnya karena beras menjadi sumber makanan pokok Indonesia maka adanya FISR ini sangat baik. Maka tidak hanya memproduksi beras dengan produktivitas tinggi dan beras tapi juga beras ini harus diproduksi dengan menerapkan kaidah-kaidah sistem pertanian yang baik dan rendah emisi karbon," paparnya.
Andriko mengatakan bahwa FISR ini sebagai ruang strategis untuk memperkuat komitmen bersama atas sistem perberasan yang lebih berkelanjutan.
Beras merupakan pondasi sistem ketahanan pangan nasional, namun saat ini kondisinya adalah sektor pertanian padi berkontribusi pada 43 persen dari total emisi sektor pertanian.
Baca Juga: Waduh! Sidak di Pasar Gede Solo, Komisi IV DPR Temukan Beras SPHP Hilang di Pasaran
"Pasa forum ini salah satu tujuannya adalah bagaimana memproduksi beras yang non karbon tidak hanya di hulu tapi juga sampai pengolahan pasca panennya. Kita menyambut baik dan mengapresiasi ini," ungkap dia.
Pada kesempatan ini, Andriko menyampaikan bahwa Indonesia saat ini kebanyakan lahan sawahnya dikelola petani-petani kecil. Yang punya lahan 0,5 sampai 0,8, bahkan ada yang sampai 0,24 per petani.
"Jadi sangat kecil. Artinya para petani ini harus dibela oleh pemerintah, produksinya harus dibeli dengan harga baik. Selain itu juga diajari bagaimana melakukan pengelolaan lahan yang baik," ujarnya.
Lalu untuk harga gabah, lanjut dia, dijamin Rp 6.500 perkilo. Itu tujuannya agar petani mendapatkan penghasilan yang baik.
"Karena di Indonesia hari ini jumlah lapangan pekerjaan yang paling besar di sektor pertanian tapi kantong-kantong kemiskinan juga ada di pedesaan yang mata pencahariannya petani," sambung dia.
Head of Cooperation, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam
Thibaut Portevin mengatakan forum ini menjadi momentum penting dalam mengonsolidasikan upaya lintas sektor menuju transformasi sistem pangan yang inklusif, resilien, dan rendah emisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Drama Keraton Solo! Tak ada Undangan untuk PB XIV Purboyo, GKR Timoer: Benar-benar Tidak Diundang
-
Perpecahan Keraton Surakarta: Peresmian Panggung Sangga Buwana Tanpa Kehadiran Sentana Penting
-
Dari Area Skatepark Solo, Lahir Atlet Skateboard Peraih Medali Emas di SEA Games
-
Polsek Grogol Gelar Rekonstruksi Kasus Kekerasan Bersama Berujung Kematian
-
Geger di Keraton Solo! Gusti Moeng Marah Besar Tak Bisa Masuk Museum, Pintu Digembok Kubu PB XIV