Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 21 Agustus 2022 | 22:55 WIB
Guruh Sukarnoputra saat membuka festival anak muda di Seni Mural Pojok Bung Karno, Kawasan Manahan Solo, Minggu (21/08/2022) malam. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Guruh Sukarnoputra, memberikan pesan penting untuk masyarakat dari mendiang ayah sekaligus presiden pertama Indonesia, Ir Sukarno atau Bung Karno, mengenai ejaan nama yang menurutnya saat ini salah kaprah.

Penulisan Soekarno selama ini memang lazim digunakan. Namun, Guruh justru menyebut penulisan tersebut tidak benar.

"Ada pesan Bung Karno yang sebenarnya penting tapi enggak pada masyarakat yang tahu saat ini, atau mungkin mengindahkan hal ini adalah cara menulis Sukarno. Orang menulis Sukarno sampai sekarang masih pakai ejaan lama yaitu Soe, Soekarno, ya kan?," ucap Guruh saat membuka festival anak muda di Seni Mural Pojok Bung Karno, Kawasan Manahan Solo, Minggu (21/08/2022) malam.

"Hal itu adalah salah menurut Bung Karno. Karena beliau berpesan jika menulis nama itu pada ejaan bahasa Indonesia yang resmi. Kita mengenal huruf u ya u, bukan oe, karena itu ejaan Belanda. Jadi mulai sekarang menulis Soekarno adalah Sukarno," ungkap Guruh. 

Baca Juga: Mengenang Sosok Fatmawati, Ibu Negera Istri Bung Karno Sang Penjahit Bendera Merah Putih

Selain itu, Guruh juga mengistilahkan nama bandara yang ada di Jakarta, yakni Bandara Soekarno- Hatta. Yang mana, hingga saat ini karena tidak adanya penegasan dan penjelasan, banyak masyarakat yang tahu bahwa nama tersebut adalah nama kepanjangan dari Sukarno.

"Nama Bandara Soekarno- Hatta, itu menjadikan sesat. Tapi pengalaman saya, gara-gara bandara itu disebutnya Bandara Soekarno- Hatta, terus kemudian di teks proklamasi kan ditulis teks terakhir Bangsa Indonesia Soekarno- Hatta, dengan hal itu banyak yang mengira namanya Bung Karno itu Soekarno Hatta, padahal kan itu terdiri dari dua orang Bung Karno dan Bung Hatta,  presiden dan wakil presiden pertama Indonesia," urainya.

Untuk itu, lanjut Guruh Sukarno Putra, yang juga sebagai Ketua Yayasan Bung Karno tersebut berharap, untuk generasi muda saat ini untuk diperhatikan dan di viralkan bahwa saat ini dan selanjutnya, ejaan lama dari Belanda nama Soe, diganti ejaan Bahasa Indonesia , Sukarno.

"Tolong ya, generasi sekarang untuk digetok tular, dari mulut kemulut, sosmed dan segala macam tolong di publikasikan ini, bahwa menukis kata Sukarno itu bukan memakai Soe, namun Su, Sukarno," jelas putra bungsu Sukarno dan Fatmawati, ini.

Sementara itu, festival yang diselenggarakan oleh Founder Beri Aku Sepuluh Pemuda (BASP), tersebut berlangsung area patung Tugu Manahan atau depan Gelora Bung Karno mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB yang diisi berbagai aktifitas anak muda, dari komunitas BMX, Skateboard, Seni Graffiti, hingga UMKM.

Baca Juga: Kisah Sanjoto Supir Bung Karno di Semarang, Dikhianati Mata-mata Teman Sendiri, Gudang Senjata di Bom Belanda

"Lokasi yang kami sebut Pojok Bung Karno, Flyover Manahan dipilih karena ingin mengekspos mural Soekarno yang dibuat oleh Mural Ceria, Solo, yang menggambarkan Sukarno dan pahlawan super hero Gundala, bersalaman dengan Sukarno," jelas Founder BASP, Castyha A Kathmandu.

Selain itu tambahnya, lokasi ini juga dirasa bisa menjadi spot alternatif yang baik di kota Solo untuk melakukan kegiatan khususnya aktivitas kreatif anak muda.

"Diharapkan, lokasi ini nantinya bisa sebagai ajang kreasi anak muda kedepan, sekaligus sebagai sosialisasi mengenai sosok Sukarno di masa milenial tersebut." paparnya.

Kontributor : Budi Kusumo

Load More