SuaraSurakarta.id - Komponis Erwin Gutawa merilis kembali lagu “Seputih Kasih” yang digubah menjadi versi orkestra instrumental dalam medium Non-Fungible Token (NFT) bekerja sama dengan Netralive.
Karya tersebut menandai produk NFT orkestra pertama yang hadir di Indonesia. Lagu “Seputih Kasih” ini dimainkan oleh orkestra Synchron Stage Orchestra, Vienna.
Erwin mengaku dirinya bahagia dapat membuat versi orkestra instrumental dari lagu “Seputih Kasih”, apalagi dimainkan dengan indah dan megah oleh salah satu orkestra terbaik di dunia. Erwin juga menambahkan bahwa dirinya bangga bisa bekerja sama dengan Netralive dan karyanya menjadi karya orkestra pertama di Indonesia dalam medium NFT.
Terkait dengan NFT, ia mengatakan dunia musik saat ini harus bisa beradaptasi dengan fenomena serta kemajuan teknologi yang tak mengenal waktu.
“Dunia musik harus selalu bersinergi dengan fenomena-fenomena & kemajuan teknologi masa kini. NFT bisa jadi salah satu alternatif yang mengeratkan para seniman musik dan penikmatnya,” kata Erwin dilansir dari ANTARA, Jumat (8/7/2022).
COO & Co-Founder Netra Bryan Blanc memandang bahwa rilisan ini menjadi simbol revolusi musik dan menjaga koneksi maestro dan karyanya agar tetap abadi.
Lagu “Seputih Kasih” karya Erwin Gutawa dan Harry Kiss, menurut Blanc, merupakan suatu karya indah dan simbol yang sangat kuat di dunia revolusi musik. Lagu ini pernah dirilis pada 1986 dengan medium kaset pita dan piringan hitam.
“NFT dan blockchain hanyalah medium, namun dengan medium inilah koneksi antara Maestro dan karyanya dapat diabadikan untuk selamanya dan dapat dimiliki banyak orang,” ujar Blanc.
Sebagai informasi, Netralive atau Netra sendiri merupakan platform web3 bagi artis untuk berbagi kepemilikan musik dan pembagian royalti menggunakan NFT yang pertama di Asia. Setiap NFT Netra, melambangkan bagian kepemilikan dari sebuah lagu karya musisi.
Baca Juga: Penyanyi Sikok Bagi Duo Meli Dedi Dites Urine Dan Minta Maaf, Netizen: Lirik Lagunya yang Bermasalah
Versi anyar “Seputih Kasih” direkam di Synchron Stage Studio, Vienna dengan konduktor Johannes Vogel. Proses Mixing dilakukan di Aquarius Studio dengan Mixing Engineer Eko Sulistyo. Sedangkan proses Mastering dilakukan di salah satu studio legendaris dunia, Abbey Road Studio dengan Mastering Engineer Simon Gibson.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
KPK Periksa Ketua Kadin Solo Terkait Skandal Korupsi Jalur Kereta Api
-
Dipimpin Hakim yang Sama, Penggugat Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Protes Keras
-
Kasus Anak PAUD Digunting Alat Vitalnya, Ini Respon Wawali Solo Astrid Widayani
-
Ngeri! Alat Vital Siswa PAUD di Solo Digunting Temannya Usai Kegiatan Prakarya
-
Polresta Solo Tangkap Pelaku Pencurian Modus Ganjal ATM, Modusnya Bikin Geleng-geleng