SuaraSurakarta.id - Pembongkaran pagar bekas Keraton Kartasura yang berada di Kampung Krapyak Kulon, RT 02 RW 10 atas persetujuan dari ketua RT setempat.
Hal ini disampaikan oleh pemilik lahan Burhanudin (45) saat ditanya alasan membongkar pagar Keraton Kartasura dengan alat berat atau backhoe.
Ketua RT 02 RW 10 Sumani (78) saat ditemui, Minggu (24/4/2022) membantah jika telah memberikan ijin soal pagar peninggalan sejarah tersebut.
"Saya tidak pernah memberikan izin soal pembongkaran tembok. Saya memberikan izin itu soal bersih-bersih saja," terang dia, MInggu (24/4/2022) siang.
Sumani menceritakan, jika awalnya itu adalah jual beli tanah dan tidak ada laporan. Lalu pemilik baru itu akan melakukan bersih-bersih, karena memang kondisinya itu runggut dan tumbuh tumbuhan liar.
Ada orang yang datang ke rumah minta izin untuk bersih-bersih lahan yang baru dibeli. Sumani pun mempersilahkan dan membersihkan izin buat bersih-bersih.
"Ya, monggo, bersih-bersih itu baik. Saya tanya resik-resik opo?, Dijawab mau menebang pohon-pohon dan meratakan tanah," ujar dia.
Sebelum minta izin, sebenarnya bersih-bersih dan penebangan pohon mulai dilakukan. Mungkin diingatkan warga terus datang ke rumah minta izin.
"Terus saya dikasih tahu salah satu warga katanya mau pakai backhoe. Lalu saya datang ke lokasi bertemu pemilik lahan, makelar, dan orang yang datang ke rumah. Saya tanya kenapa pakai backhoe, katanya kalau manual lama, saya tanya lagi itu kok ngetan (timur) barang, niku leter L kok pak," jelasnya.
Rencana lahan tersebut akan dibangin joglo seperti lawang supit urang Keraton Kasunanan Surakarta. Saat ditanya nanti mau lewat mana, rencana akan dibuat jalan masuk di pagar yang sudah digempur itu.
"Waktu itu belum dibongkar dan saya minta berhenti dulu. Mereka pun saya kasih tahu, boto kui dulu pernah mau dibongkar, berjalan dua hari ketahuan pemerintah, akhirnya berhenti tidak boleh lanjut," ungkap dia.
Sumani mengaku sudah memberitahu kepada mereka, bahkan salah satu dari mereka tahu peristiwa yang dulu.
"Saya tidak tahu sangkut pautnya dengan boto itu. Saya mengizinkan itu yang resik-resik, saya tidak berani owah-owah boto itu," sambungnya.
Kemudian tiba-tiba ada berita jika tembok sudah dibongkar, Sumani pun menyangka jika mereka minta izin ke kelurahan.
"Saya itu sudah mengingatkan dan tidak boleh, tapi mereka bergerak sendiri," imbuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan
-
Ini Pengakuan Tersangka Pelecehan Seksual Anak Dibawah Umur
-
8 Anak Dibawah Umur di Solo Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya, Ini Kronologinya