Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 08 Februari 2022 | 20:43 WIB
Marno dan Iswanti, pasangan suami istri asal Solo yang jadi korban kecelakaan bus pariwisata di Imogiri, Bantul. [dok]

SuaraSurakarta.id - Dua warga Kota Solo turut menjadi korban kecelakaan maut bus pariwisata di kawasan Bukit Bego, Jalan Imogiri-Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (6/2/2022) siang.

Kedua warga tersebut adalah pasangan suami istri bernama Marno (55) dan Iswanti (46). Keduanya merupakan warga RT 03 RW 04 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.

Informasi yang diterima jika Marno, merupakan warga Semanggi, sedangkan istrinya Iswanti asal Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.

Hal ini dibenarkan oleh anggota DPRD Solo, Ekya Sih Hananto, yang juga tetangga korban.

Baca Juga: Viral Pengantin Pakai Gaun Model Punggung Bolong, MUA Auto Gercep Tutupi Bekas Kerokan dengan Cara Ini

"Dua korban kecelakaan bus pariwisata di Bantul kemarin warga Mojo, Solo. Itu tetangga saya, rumahnya depan saya," ujar Ekya Sih Hanto saat ditemui, Selasa (8/2/2022).

Menurutnya, Marno berasal dari Wonogiri namun sudah lama tinggal di Mojo, Solo. Sedangkan istrinya itu berasal dari Desa Mranggen, Polokarto dan masih saudara dengan pemilik konveksi PT Adiva.

Keduanya itu merupakan pengantin baru, mereka menikah lima bulan lalu. 

"Mas Marno itu habis menikah dan dapat orang Polokarto, 26 September 2021. Kebetulan saya yang jadi wali nikahnya," ungkap politisi PDI Perjuangan ini.

Berdua itu ikut berwisata ke DIY diajak saudaranya dan turut menjadi korban. Dia, dapat kabar Marno dan Iswanti kecelakaan pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: Ditonton Lebih dari 12 Juta Kali, Ngakak Penghulu Jahili Pengantin Soal Doa 'Buat' Anak "Serasa Sidang Skripsi"

Padahal waktu itu, dia baru pulang agenda rafting di Elo bersama teman-temannya.

"Saya dikabari tetangga jika Mas Marno kecelakaan di Bantul jam 3, saya tanya-tanya kondisinya. Saya langsung telpon Polres Bantul apakah benar ada kecelakaan bus dari Polokarto di daerah Imogiri, dijawab petugas betul," katanya.

"Kemudian saya ditanya mencari siapa, mencari nama Mas Marno beserta istrinya dan katanya ada di Rumah Sakit (RS) Panembahan Senopati Bantul," sambung dia.

Dia pun langsung menuju RS Panembahan Senopati Bantul untuk mengecek kondisinya dan ternyata sudah meninggal semua. Dia pun menunggu prosesinya.

Pukul 23.15 WIB, jenazah baru siap dibawa ke Sukoharjo. Dari Bantul dibawa ke RSUD Sukoharjo, selanjutnya diserahkan ke rumah masing-masing di Polokarto termasuk Marno dan Iswanti.

Setelah dari pihak desa dan keluarga di Polokarto melihat dan diberi salam perpisahan, kemudian tiga jenazah termasuk Mas Marno dan Iswanti dibawa ke Wonogiri.

"Saya ikut membawa jenazah ke Tirtomoyo, Wonogiri. Sampai sana itu pukul 04.00 WIB pagi dan diterima keluarga serta warga, dimakamkan, Senin (7/2/2022) pukul 11.00 WIB satu liang lahat," papar dia.

Ekya sendiri merasa kehilangan dengan meninggalnya Marno. Dulu beliau ketua tim pemenangnya saat pemilihan legislatif.

Ekya dan Marno juga sama-sama aktif di sosial masyarakat. Marno, juga guru di SMP Diponegoro, serta ustad di salah satu pondok pesantren. 

"Sejak dulu dia itu teman saya bareng-bareng di masyarakat, jadi karang taruna kelurahan dan kecamatan. Jiwa kemasyarakatan luar biasa sekali, keagamaannya juga bagus dan saya merasa kehilangan sekali," tandasnya.

"Waktu dikabari, saya itu lemes. Maka saya berusaha untuk mengantar ke peristirahatan terakhirnya. Keluarganya juga mengamanahkan ke saya untuk bantu diurus," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More