Menurut Dicky, pemberian dosis booster kepada kelompok tersebut bisa dilakukan secara paralel dengan vaksinasi dosis pertama dan kedua, mengingat mereka paling berisiko menyebabkan kematian dan peningkatan hunian rumah sakit.
"Ini jadi kewajiban negara karena masalahnya jangan sampai ketika mengejar cakupan dua dosis tadi, kematian dan hunian rumah sakit meningkat karena itu risiko yang bisa terjadi ketika ini diabaikan juga," kata Dicky.
"Apalagi bicara varian Omicron ini sangat efektif dalam reinfeksi, termasuk membuat kasus breakthrough infections (infeksi baru) pada penerima vaksin lengkap sekalipun. Artinya sebetulnya Indonesia tidak punya pilihan, pilihannya melakukan semua itu dan paralel."
Di antara kelompok rentan, Dicky menekankan pentingnya memberi dosis booster bagi orang dengan gangguan kekebalan (immuno-compromised). Pasalnya berdasarkan penelusuran, diduga kuat varian Omicron - dan beberapa varian lainnya - muncul dari pasien yang mengalami kondisi ini.
Virus corona bermutasi saat bereplikasi atau memperbanyak diri. Semakin lama suatu virus tinggal dalam tubuh seseorang, semakin sering ia bereplikasi, dan semakin besar kemungkinan ia akan bermutasi.
"Data riset menunjukkan yang di Afrika Selatan, penderita immuno-compromised kalau terinfeksi Covid itu bisa sampai tujuh bulan, dia diam di dalam tubuh orang ini. Dan itu yang, jangankan tujuh bulan, dua minggu saja itu sudah bisa menghasilkan potensi varian," Dicky menjelaskan.
Laura Navika Yamani, epidemiolog dari Unair, mengatakan ia tidak menentang pemberian vaksin booster asalkan tidak mengganggu persediaan vaksin untuk dosis pertama dan kedua bagi kelompok rentan.
"Jadi kalau sudah disisihkan untuk kelompok rentan termasuk lansia dan komorbid, kemudian ada sisa persediaan vaksin, itu bisa diberikan sebagai booster," kata Laura.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan vaksin Moderna sebagai vaksin booster. Vaksin merah-putih, vaksin yang dibuat dan diproduksi di Indonesia, juga disiapkan sebagai salah satu opsi.
Baca Juga: Vaksin Booster Baru Ditentukan Awal 2022, Lansia jadi Prioritas
Bagaimanapun, semua pihak sepakat bahwa vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi kelompok rentan harus didahulukan. Saat ini, vaksinasi dua dosis kelompok lansia dan masyarakat rentan masih di bawah 50% dari target.
Hal lain yang juga penting untuk diingat, vaksinasi dua dosis tetap akan memberikan proteksi dari virus corona.
"Karena dilihat sekali lagi berdasarkan data yang ada dari Afrika Selatan, orang yang sudah divaksin dan masih tetap tertular dengan varian baru atau varian Omicron, menunjukkan gejala yang cukup ringan," kata Diah Saminarsih dari WHO.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- Benarkah Bupati Pati Sudewo Mundur? Ini Fakta Surat Pengunduran Diri Viral dari Demonstran!
Pilihan
-
Kenaikan PBB 250 Persen Bikin Warga Pati Ngamuk, Kebijakan Efisiensi Anggaran Disebut Biang Keroknya
-
Daftar Daerah yang Naikkan PBB Gila-gilaan: Amuk Warga Pati Jadi Puncak Gunung Es
-
Statistik Mengkhawatirkan Sandy Walsh, Pantas Turun Kasta ke ASEAN?
-
6 Mobil Bekas Murah Stylish Tanpa Modif untuk Anak Muda, Lengkap Estimasi Pajaknya
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
Terkini
-
Update Korupsi Alkes Karanganyar: Penyidikan Tuntas, 6 Tersangka Bakal Disidangkan
-
Pindah PSI, Wawanto Bongkar 'Sisi Gelap' Internal PDIP Solo hingga Merasa Diasingkan
-
Solo Bikin Heboh! Puluhan Kucing Terlantar hingga Mati Disimpan di Freezer
-
Rekomendasi 5 Produk Hirostar Store Indonesia untuk Pecinta Padel
-
STT Warga Surakarta Gelar Sertifikasi Ahli K3 Umum, Cetak Tenaga Kerja Kompeten BNSP