SuaraSurakarta.id - Salah satu eks kader PDIP Solo, Wawanto secara resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Wawanto menyebut alasan dasar bergabung ke PSI, karena masih ingin tetap berkontribusi dan mewarnai perpolitikan di Kota Solo.
"Itu yang mendasari, saya bergabung ke PSI," ujarnya, Rabu (13/8/2025).
Wawanto mengaku kalau di PDIP sudah tidak dianggap, tidak pernah diajak komunikasi maupun diajak berbicara. Bahkan mereka sudah statemen kalau dirinya bukan siapa-siapa dan tidak mempunyai pengaruh apapun.
"Kalau di internal sudah tidak dianggap, mas pun yang saya lakukan ya anggap telek. Itu juga yang mendasari saya akhirnya berlabuh ke PSI," kata dia.
Wawanto menegaskan tidak membenci PDIP meski sekarang sudah hijrah ke PSI. Ia pun sangat mencintai PDIP yang sudah membesarkannya.
"Pak Wawanto apa benci sama PDIP? Oh nggak, wong saya itu sangat mencintai PDIP," ungkapnya.
Wawanto menceritakan mencintai dan militan kepada PDIP. Dari tahu 1989, lulus SMA tahun 1988 mulai mencoblos pertama tahun 1989.
Ia sempat bergabung dalam banteng kampung Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Dari tahun 1989 sampai sekarang pun tidak pernah pindah partai meski sempat ada tawaran.
Baca Juga: Politisi PDIP Sebut Pemilu Raya PSI 'Sepak Bola Gajah', Ini Komentar Tegas Jokowi
"Dari tahun 1989 sampai sekarang itu berapa tahun, pernah saya lompat ke partai lain? Nggak. Saya sampaikan detik terakhir sebelum DCT, saya ditunggu partai lain untuk bisa masuk bakal calon tetap di KPU, ditunggu sampai jam 00.00 WIB. Jawaban saya, saya tidak mau, saya akan menuntaskan jabatan legislatif saya sampai akhir periode, karena saya sampah saya adalah menjadi DPRD karena dari PDIP," papar dia.
"Kalau saya orang oportunis, lompat dong karena ada kesempatan. Tapi saya nggak, karena akan saya tuntaskan," lanjutnya.
Ia pun mendengar ada yang menyebut kalau bukan kader PDIP asli.
"Amnesia mungkin yang statemen itu. Saya menjadi pengurus ranting di Kadipiro selama empat periode atau 20 tahun. Setelah pemekaran Kelurahan Kadipiro, saya sudah mengundurkan diri dan tidak mau jadi pengurus ranting, maksud saya untuk kaderisasi, regenerasi kepengurusan, jadi yang muda-muda saja jangan saya terus," jelas dia.
Soal disebut sering mengkritik internal PDIP, Wawanto menilai mengkritisi itu internal PDIP itu bermaksud baik. Maksud baik itu agar PDIP di Kota Solo semakin moncer.
”Tapi demikian mungkin kritik saya ini justru mengusik beliau-beliau dari berbagai hal ya. Dari kritik-kritik pedas yang saya sampaikan itu mungkin, maksud saya baik tapi diterima oleh beliau-beliau menjadi usikan. Saya tahu dan paham betul karakter-karakter petinggi-petinggi DPC yang ada di Solo,"tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Wajib Coba! 3 Kuliner Legendaris Solo yang Bikin Lidah 'Bergoyang' Sampai ke Tulang
-
Sikat 4 Link Ini! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Tentrem
-
Profil KGPH Benowo: Dalang Kondang Adik PB XIII, Sosok Bijak di Tengah Konflik Keraton Solo
-
KGPH Mangkubumi Dinobatkan PB XIV, Kubu PB XIV Purboyo Bakal Tempuh Jalur Hukum
-
Momen Haru Wiranto Antar Jenazah Istri ke Peristirahatan Terakhir, Doa dan Tangis Pecah di Pemakaman