SuaraSurakarta.id - Varian baru Covid-19 yang diberi nama virus Omicron wajib diwaspadai semua pihak. Virus tersebut dikabarkan bermutasi lebih cepat daripada varian delta.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mengantisipasi munculnya varian terbaru dari Covid-19 yang bernama varian B.1.1.529 atau Omicron dengan memperketat protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada saat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga sebagai upaya kehati-hatian supaya tidak terjadi gelombang ketiga Covid-19.
Menyadur dari Solopos.com, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr. Hargiyanto menyampaikan antisipasi munculnya varian Omicron itu dengan memperketat protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.
Dia mengatakan protokol kesehatan seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) tetap ditaati dan menjadi kebiasaan.
Dia berpesan menjaga kesehatan itu penting supaya terhindari dari berbagai penyakit.
“Selain itu, kami melakukan percepatan vaksinasi dari capaian vaksinasi yang sekarang 77% dikerja supaya bisa mencapai 100%. Kemudian ada PPKM level 3 pada saat Nataru itu bagian dari upaya antisipasi. Pembatasan pegawai negeri sipil tidak boleh ke mana-mana. Pada saat Nataru itu diprediksi ada 16 juta orang yang mudik atau pulang kampung,” jelasnya, Minggu (28/11/2021).
Hargiyanto mengatakan bila sudah ada warga yang terlanjur mudik maka akan dilakukan tes swab dan dipantau. Dia mengatakan kondisi sekarang berbeda dengan dulu dimana sekarang mudah untuk melakukan tes swab.
“Kemudian untuk antisipasi lonjakan kasus, tempat isolasi terpusat tetap disiagakan dan rumah sakit tetap menyiapkan 10% tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19,” katanya.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Varian Omicron, Inggris Lakukan 3 Cara Ini!
Dia menerangkan Sragen sekarang berada pada PPKM level 2 tetapi sebenarnya kondisi Sragen sudah bisa masuk ke PPKM level 1.
Dia menerangkan Sragen masuk wilayah algomerasi Soloraya sehingga semua daerah di Soloraya harus bareng-bareng dalam menentukan status PPKM dan yang menjadi dasar daerah terendah.
“Untuk masuk ke PPKM level 1 itu vaksinasi minimal harus 70% sementara di Sragen sudah 77%. Kasus juga turun. BOR ICU nol, tempat tidur isolasi juga nol pasien. Kasus terkonfirmasi turun. Positivity rate hanya 0,25%. Sekarang mencari sasaran vaksinasi itu yang susah sehingga vaksinasi dilakukan di tempat-tempat publik,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat
-
Mahasiswa dan Pelajar Muhammadiyah Gelar Aksi Damai, Ada Cek Kesehatan Gratis hingga bagi Sembako
-
Tegas! Wali Kota Batasi Event di Solo Selesai Jam 10 Malam, Ini Alasannya
-
Geger Sopir Bank Diduga Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Ini Kronologinya