“Bangsa Indonesia sendiri seperti menjadi buruh atau budak di negeri sendiri. Tak bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Berbeda kalau konsep Indonesia Rumah Kaca, Indonesia bisa menjadi negara yang benar mandiri,” urainya.
Merangsang Kreativitas Anak Bangsa
Ketua Tikus Pithi itu meyakini dengan segenap potensi yang ada, seperti sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya moral, Indonesia dapat mencapai level perekonomian yang tinggi dengan kemandiriannya.
“Ada ungkapan selama ini kita punya mindset mengikuti orang lain, lah bagaimana bila kita mengubah mindset agar orang lain mengikuti kita. Salah satu yang bisa dilakukan dengan menciptakan sesuatu yang besar,” terangnya.
Tuntas ingin dengan tulisannya di buku itu bisa merangsang kreativitas anak bangsa, mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi. “Tidak tergantung dengan luar negeri, bangsa ini menjadi tuan di negeri sendiri,” katanya.
Saat ini menurut Tuntas buku Indonesia Rumah Kaca sedang dalam proses produksi untuk dipasarkan. Selain menunggu pencetakan buku, Tuntas membuat karya tulisan berjudul Goretan Tinta Tuntas Subagyo.
Pemimpin Tikus Pithi, Tuntas Subagyo dalam Kupas Tuntas Tikus Pithi, Sensasi dan Boneka Politik? di Studio Solopos Media Group, baru-baru ini.
Tulisan tersebut berisi berbagai ide dan pemikirannya untuk negeri. Tulisan itu dibuat seperti sebuah autobiografi. “Saya curahkan ide-ide mungkin nanti bisa bermanfaat dan mudah-mudahan membawa kebaikan,” sambungnya.
Selain karya berbentuk tulisan, Tuntas mengaku sudah menelurkan sejumlah lagu dengan berbagai genre, seperti regae, R and B, pop, dan campursari. Ada juga beberapa lagu dengan tema cinta kebangsaan dan Tanah Air.
Membuat Film
Baca Juga: Kalah Telak dari Gibran, Tikus Pithi Bidik Kursi Gubernur Jateng!
“Lagu berisi kritikan ada juga berjudul Negeri Entah Kenapa dan Negeri Temu Lawak. Lagu Negeri Temu Lawak karena banyak pejabat petinggi bangsa yang kadang seperti membuat panggung Srimulat,” terangnya.
Total sudah ada puluhan lagu yang Tuntas ciptakan. Pada 2021 Tuntas dan Tikus Pithi Hanata Baris juga membuat film berjudul Ken. Film kategori fiksi itu menceritakan tentang sebuah negeri yang sedang kondisi krisis.
Dikarenakan radiasi zat kimia, orang di negeri itu seperti kehilangan akal dan kekurangan pangan. Akhirnya mereka berbuat kejahatan. Penguasa benar-benar mencengkeram berbagai sektor kehidupan masyarakat.
“Akhirnya sosok Tunggul Agung bisa menemukan daerah yang bebas radiasi, kemudian diketahui orang banyak dan ramai-ramai orang ikut di pengungsian. Mereka membentuk negara baru di daerah tersebut,” katanya.
Namun dalam perjalanannya muncul berbagai konflik dan intrik berlatar belakang kekuasaan di negeri itu. Pemicunya ide untuk mewujudkan dinasti pemerintahan atau kekuasaan. Tokoh utama kisah itu yakni Ken.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!