Pada, 22 Oktober 1965, bisa mendatangkan RPKAD dan para pemuda dari nasionalis dan agamis menyambut. Namun, sayang RPKAD kembali ke Magelang, aksi terus dilakukan.
Saat peristiwa di Kedung Kopi, ada pamong lurah bernama Sutiman Dempo yang ditangkap oleh orang-orang PKI dan dibawa ke Kedung Kopi.
Ia pura-pura mati waktu itu, jadi tahu siapa-siapa yang membunuh orang-orang di Kedung Kopi.
"Setelah aman, sekitar waktu subuh itu, ia sudah bisa lari. Setelah itu ia, menjadi sumber informasi dan saksi, akhirnya pada ditangkap," katanya.
Baca Juga: Kisah dr Djelantik Menolak Serahkan Pasien Simpatisan PKI ke Pasukan Tameng
Pada, 23 Oktober 1965, kondisi aman karena sudah dikuasai. Karena merasa masih menguasai, orang-orang masih berkeliaran dan seperti biasa, ternyata sudah dikuasai oleh orang-orang non PKI.
"Sejak dikuasai non PKI,kami sudah merasa kondusif dan aman. Gantian orang-orang PKI yang was-was dan keteror," ucap Usman.
Usman mengatakan, hingga saat ini peristiwa itu masih terus diingat dan dulu sempat emosi ada pembantaian.
Usman pun menganalisa terjadinya konflik horizontal antara masa PKI dengan non PKI itu sejak peristiwa Solo. Sejak itu di daerah-daerah lain gantian gerak balas dendam dengan mencari masa PKI.
"Saya berharap PKI tidak bangkit dan kuat lagi, yang kasihan itu anak cucu kita kedepan. Ini jangan sampai terjadi dan harus diantisipasi dari sekarang," tandas dia.
Baca Juga: Terkuak! Berstatus Ayah-Anak, Gibran Harus Janjian Dulu untuk Bertemu Presiden Jokowi
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
-
Ada 'Wisata Jokowi' di Solo yang Sempat Bikin Wamendagri Penasaran, Apa Itu?
-
7 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Solo yang Tahan Lama, Laris Diburu saat Libur Lebaran
-
Deretan Tempat Wisata di Solo untuk Libur Lebaran 2025, Lengkap dengan Tips Berkunjung
-
Subarkah Hadisarjana Ternyata Sosok di Balik Kesuksesan Film G 30 S/PKI
-
Rocky Gerung Bongkar Isu Dugaan Korupsi di Solo, Refly Harun : Sudah Rahasia Umum
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
Terkini
-
Buntut Kecelakaan Maut KA Batara Kresna di Sukoharjo, PT KAI Benahi Perlintasan Maut
-
Bom Waktu Mobil Esemka 'Meledak' di Solo: Jokowi dan Ma'ruf Amin Digugat Warga
-
Kontroversi Revisi KUHAP: Penyidik Berhak Ciduk Langsung, Begini Analisis Pakar Hukum UNS
-
Rencana Bakal Dipekerjakan Lagi, Eks Buruh PT Sritex: Belum Ada Kepastian
-
Viral Sejumlah Kendaraan Mogok Usai Isi Pertalite di SPBU Trucuk Klaten