Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 September 2021 | 17:56 WIB
Muhammad Afro Satya Martin (12) yang kenakan seragam merah putih hendak pulang usai mengikuti PTM. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Hari ini, tiga sekolah di Kota Solo mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ketiga sekolah tersebut, yakni SD Warga, SMP 22, dan SD Diponegoro.

Para siswa pun tampak senang bisa kembali PTM setelah cukup lama belajar lewat daring. Mereka bisa belajar langsung dengan guru dan bertemu teman-teman. 

Ada berbagai cerita yang dialami para siswa saat pertama kali masuk PTM. Salah satunya yang dialami Muhammad Afro Satya Martin (12) siswa kelas 6 SD Warga Solo.

Ia berangkat PTM dengan memakai seragam yang tidak sesuai dengan teman-temannya.

Baca Juga: Niat Banget! Pencuri Motor di Kota Solo Ajak Anak Istri Saat Beraksi

Harusnya memakai seragam kotak-kotak dan celana warga biru, tapi ia pakai seragam atas putih dan celana merah. 

"Seragam kotak-kotaknya sudah kekecilan. Jadi pakai seragam merah putih," ujar dia saat ditemui, Kamis (2/9/2021).

Ia tahu kalau tiap hari Kamis itu pakai seragam kotak-kotak dengan celana warga biru. Tapi karena seragam kotak-kotak sudah kekecilan dan tidak bisa dipakai akhirnya pakai seragam merah putih.

"Tahu kalau pakai seragam kotak-kotak. Untung seragam yang merah putih tidak kekecilan, seragam pramuka juga masih muat," imbuh siswa asal Jebres ini.

Meski pakai seragam yang berbeda dengan teman-temannya, ia tidak merasa malu. Dari guru juga tidak ada apa-apa, hanya ditanya saja tadi.

Baca Juga: PTM Digelar, Gibran Wajibkan Siswa Diantar dan Jemput oleh Orang Tua

"Tidak apa-apa. Tidak malu juga," kata dia 

Ia juga datang ke sekolah terlambat 15 menit, harusnya itu masuk pukul 07.00 WIB, tapi sampai sekolah pukul 07.15 WIB.

Untuk berangkat dan pulang sekolah dijemput dan pakai masker.

"Tadi terlambat masuk, bangunnya kesiangan. Tadi bangun pas jam 07.00 WIB," sambungnya.

Menurutnya, ini masih terbawa kebiasaan belajar di rumah. Kalau di rumah bangunnya itu pukul 07.00 WIB atau pukul 08.00 WIB, ini harus bangun lebih pagi lagi biar tidak telat.

"Masih terbawa kebiasaan di rumah. Pastinya senang bisa masuk sekolah meski baru terbatas, tidak bingung lagi dan bisa tanya langsung" ungkap dia. 

Hal senada disampaikan siswa lain, Kajikfa Oktaviana Surono (12) yang senang bisa tatap muka lagi. Bisa interaksi dengan guru.

Simulasi

Sebelumnya sudah simulasi, jadi dalam penerapan PTM digelar dengan protokol kesehatan ketat.

"Sejauh ini susah kalau pas lewat daring, mau tanya-tanya tidak bisa. Senang pastinya bisa sekolah lagi," ucap siswa asal Kampung Sewu ini.

Selama belajar daring kesulitannya itu di sinyal atau jaringan serta kuota yang cepat habis. Pernah saat google meet itu putus-putus, gurunya mau ngasih pengumuman malah putus harus tanya.

"Pernah juga keluar sendiri pas zoom, itu saat mau testing kelas 5. Kuota juga cepat habis," terangnya.

Sementara itu Kepal Sekolah SD Warga Solo, Tri Agus Suryanto mengatakan ini hari pertama untuk tatap muka. Sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, ini kan sebenarnya kelanjutan dari PTM yang pertama kali.

"Kita masuk fase pertama sekitar bulan April yang kemudian pandemi tinggi akhirnya dari Pak Wali Kota ditunda dahulu," papar dia.

Ditambahkan, yang PTM pertama di kelas 6 dulu walau kemarin kelas 5.  Masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 09.00 WIB.

"Kita persiapkan sudah matang. Siswa harus dijemput dan diantar, waktu jam pulang nanti anak akan dipanggil lewat pengeras suara," ujarnya.

Kalau dari SD Warga sejak dulu siswanya banyak yang dari luar kota. Jadi antar jemput itu hal yang biasa, ada dari Mojosongo, Karanganyar, atau Sukoharjo.

Kontributor : Ari Welianto

Load More