SuaraSurakarta.id - Pemerintah Kota Solo menerapkan kebijakan PPKM Level 4. Pembukaan mal masih belum ada kejeleasan akan diperbolehkan mulai kapan.
Namun sebelumnya, sejumlah mal di Kota Solo mulai mengajukan permohonan supervisi. Hal itu agar kegiatan ekonomi tersebut bisa dibuka kembali.
Tetaapi kepastian pembukaan mal-mal di Kota Solo akan diketahui pada Selasa (17/8/2021).
Menyadur dari Solopos.com, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan kendati permohonan supervisi sudah diajukan namun pihaknya belum menindaklanjuti mengingat keputusan dibukanya mal menunggu Instruksi Menteri (Inmen) yang dijabarkan dalam Surat Edaran (SE) Walikota.
“Sudah ada mal yang mengajukan (supervisi), tapi kan saat ini SE-nya mal belum boleh buka. Dan bila ada pelonggaran maka akan ada supervisi. Di situ nanti yang ketat. Kita lihat Senin (16/8/2021) bagaimana. Bisa jadi aturannya sama dengan pekan ini, bisa jadi berubah. Mungkin bisa banyak pelonggaran apabila level PPKM-nya turun,” jelasnya, kepada wartawan, Minggu (15/8/2021).
Apabila level PPKM-nya turun, maka bisa jadi pelonggaran tak hanya menyasar mal tapi juga ruang publik lain, seperti tempat wisata dan taman. Hal tersebut menyesuaikan kebijakan pusat lewat aturan-aturan yang terus diperbarui setiap pekan.
Jika dalam Inmen mengizinkan pelonggaran, maka pihaknya tinggal mengikuti. Aturan tambahan lain seperti kepemilikan surat atau kartu vaksin sebelum memasuki mal juga bisa diterapkan.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo itu menyampaikan saat ini tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) isolasi dan ICU di 16 RS rujukan terus menurun.
Selain itu, tambahan kasus harian juga menurun, sehingga ikut mempengaruhi kasus aktifnya. Kendati begitu, apabila ditilik dari total kasus aktif dibanding total penduduk, persentasenya masih tinggi.
Baca Juga: Langgar Aturan PPKM, Pesta Nikahan hingga Lomba Burung Kicau di Depok Dibubarkan Satpol PP
“Ya, kita sudah di angka 900-an sampai 1.000-an kasus aktif. Tapi kalau dibandingkan sebelum Lebaran, ya jauh sekali. Kalau di Solo angka aktifnya segitu, tapi jumlah penduduknya sekian, masih tampak tinggi. Bandingkan dengan kota besar seperti Jakarta, jumlah kasus segini tapi total penduduk segitu, persentasenya lebih rendah dibanding Solo. Seperti itu, kalau mal belum boleh buka, ya, wajar,” jelasnya.
Tidak Boleh Lengah
Ahyani kemudian membandingkan catatan kasus saat ini dibandingkan sebelum varian Delta muncul. Saat itu, BOR RS maksimal 400-500-an, namun beberapa waktu lalu sudah melebihi 1.000 unit.
“Kalau BOR-nya tinggal 200 total, kemudian, sepertiganya warga Solo, maka boleh dibilang kasus benar-benar menurun. Ya, kita tidak boleh lengah. Kebijakan seperti ini tentu melihat indikator-indikator yang banyak,” kata Ahyani.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Warga Solo Merapat! 4 Link DANA Kaget Jumat Berkah, Berpeluang Cuan Rp199 Ribu!
-
Apa Itu Lembaga Hukum Raja? Fondasi Baru PB XIV Jaga Stabilitas Keraton Solo
-
Putri Tertua PB XIII Tegaskan Bebadan Baru Tetap Tunduk Atas Dawuh PB XIV, Ini Tugas dan Fungsinya
-
Era Baru Keraton Solo: PB XIV Purboyo Reshuffle Kabinet, Siapa Saja Tokoh Pentingnya?
-
Link Saldo DANA Kaget Spesial Warga Solo! Klaim Rp149 Ribu dari 4 Link Kejutan Tengah Minggu!