Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 26 Juli 2021 | 15:00 WIB
Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih saat berada di gelanggang pertandingan Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2021. [Solopos.com/Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Olimpiade Tokyo 2020 menjadi perhatian pecinta olahraga di dunia. Namun ternyata ada atlet asli Wonogiri yang bertanding di ajang olahraga terbesar di dunia. 

Ia adalah Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih. Ia merupakan pemain bulu tangkis tunggal putri Indonesia yang berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Gregoria Mariska merupakan perempuan Wonogiri  yang lahir pada 11 Agustus 1999. Saat ini tengah berjuang di turnamen Olimpiade Tokyo 2020.

Perempuan yang akrab disapa Jorji itu baru kali pertama mengikuti turnamen di Olimpiade selama kariernya sebagai atlet bulu tangkis.

Baca Juga: Mengharukan! Ini Kenangan Satpol PP Sragen Sprinter Peraih Peringkat 13 Olimpiade 1984

Perjalanan Jorji mulai dari awal hingga bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020 selalu mendapat dukungan dari orang tuanya.

“Kemarin [Minggu, 25 Juli 2021], habis bertanding di penyisihan grup juga telfon ke saya. Kami sering berkomunikasi, baik mau main atau latihan,” kata Maryanto, ayah Jorji, dilansir dari Solopos.com, Senin (26/7/2021).

Sebagai orang tua, ia mengaku bangga anaknya bisa tampil di Olimpiade. Namun ia harus terus memberikan semangat dan dukungan yang kuat kepada Jorji.

Maryanto menceritakan, kegemaran Gregoria Mariska Tunjung kepada bulu tangkis berawal dari adanya Piala Thomas dan Uber 2004. Jorji, yang saat itu masih berusia lima tahun ikut menyaksikan pertandingan di televisi.

Setelah melihat pertandingan, Jorji meminta ayahnya untuk dibelikan raket. Akhirnya, setiap hari ia bersama ayahnya bermain bulu tangkis di gang Perumahan Griya Cipta Laras, Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri.

Baca Juga: Kevin/Marcus Tegaskan Ingin Rebut Emas Kendati Waspadai Magis Hendra/Ahsan

“Saat main di perumahan ada tetangga yang tahu dan mengarahkan agar Jorji les bulu tangkis di Solo. Akhirnya les dan saat itu julukan guru atau pelatihnya itu Pak Jepang,” ungkapnya.

Selain di Solo, kata Maryanto, Jorji juga dilatih saudaranya yang berada di Klaten. Selain itu, saat di rumah Jorji masih berlatih kembali dengan ayahnya. Kemudian pada kelas lima SD, ia ikut seleksi di Perkumpulan Bulu Tangkis atau PB Mutiara Cardinal Bandung.

“Sejak saat itu Jorji mulai ikut lomba-lomba atau turnamen bulu tangkis dengan membawa nama PB Mutiara Cardinal itu. Sekolahnya ikut homeschooling,” ujar dia.

Sejak 2014, kata dia, Gregoria Mariska Tunjung mulai tinggal di Asrama Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI Cipayung, Jakarta Timur. Jorji kali terakhir pulang ke Wonogiri pada November 2020.

“Setiap mau tanding pasti pamit dan kasih kabar. Kemudian saya juga kasih saran dan masukan. Di Olimpiade ini step by step dulu, mudah-mudahan bisa sampai puncak,” kata dia.

Menurut Maryanto, bakat bulu tangkis Jorji sudah terlihat sejak ia masih kecil. Maryanto sendiri pada dasarnya juga kurang gemar bulu tangkis. Jadi secara keturunan tidak ada yang minat dan suka dengan bulu tangkis.

“Saat kecil itu anaknya enerjik tidak mau diam. Dari kecil suka polah dan beraktivitas. Dan akhirnya cocok di bidang bulutangkis,” kata Maryanto.

Load More