Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 03 Juli 2021 | 12:58 WIB
Rutan Kelas IA Surakarta bakal disulap menjadi pabrik garmen dengan melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP). [Dok Rutan]

SuaraSurakarta.id - Inovasi terus dilakukan Rutan Kelas I Surakarta dengan berbagai program yang melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Terbaru, Rutan Solo disulap menjadi "pabrik" garmen. Untuk mweujudkan itu, pihak rutan menggandeng Industri Garmen PT Amura Pratama yang berada di Makassar untuk mempekerjakan para napi maupun tahanan.

Karutan Kelas I Surakarta, Urip Dharma Yoga menjelaskan, operasional pabrik nanti akan melibatkan 50 WBP yang telah memenuhi standar sebagai pekerja atau tenaga honorer.

Sebelumnnya, puluhan WBP itu sudah dilatih oleh para tenaga ahli dari Balai Diklat Indonesia (BDI) Yogyakarta untuk menjahit baju hingga siap pakai.

Baca Juga: Pabrik Garmen di Cicurug Sukabumi Digeruduk Warga

"Warga binaan yang memiliki kemampuan menjahit, tentunya akan menerima upah sehingga dapat meringankan ekonomi keluarganya yang berada di rumah," kata Urip Dharma Yoga.

Tak pelak, inovasi besar  itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya mantan Sekjen Kemenkumham yang kini jadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Peduli Pemasyarakatan Indonesia (YPPI), Hasanuddin Massaile.

Selain itu, dukungan serupa juga datang dari Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mattalitti.

"Konsep kepentingan pembinaan narapidana dengan kepentingan industri amat sangat bermanfaat. Selain itu menguntungkan bagi narapidana, keluarganya, perusahaan, dan otoritas lapas," tegas Hasanuddin.

Adapun Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mattalitti meyakini, kerjasama antara Rutan Solo, perusahaan garmen, PT Amura Pratama dan Balai Diklat Indonesia akan membawa manfaat bagi narapidana.

Baca Juga: Warga Binaan Rutan Surakarta Diminta Tak Minder Saat Kembali ke Masyarakat

"Dengan program ini para narapidana akan memiliki kemandirian saat mereka bebas nanti. Kegiatan tersebut juga akan membantu pemulihan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi covid-19," tandasnya.

Load More